News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak Rupiah

Masih Tak Bertenaga, Rupiah Diprediksi Bergerak di Level 14.300-14.375

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka di kisaran Rp 14.006 dan sempat mencapai posisi tertinggi pada level Rp 14.017 karena imbas dari perang mata uang (currency wars). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksi masih terkapar. Paket ekonomi pemerintah yang diumumkan Rabu (9/9), gagal menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Kemarin, rupiah melemah 0,5 persen ke Rp 14.332 per dollar AS di pasar spot, Kamis (10/9). Kurs tengah Bank Indonesia juga menunjukkan pelemahan rupiah 0,7 persen ke level Rp 14.322 per dollar AS.

Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Tresuri Bank BNI, mengatakan, pasar kurang mengapresiasi paket kebijakan ekonomi pemerintah. Pasalnya, berbagai paket yang disampaikan pemerintah cenderung normatif dan pernah diwacanakan sebelumnya. Di sisi lain, penguatan dollar AS tetap terjaga menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) sekaligus pengumuman tingkat suku bunga The Fed.

Trian melihat, nilai tukar rupiah turut terkena sentimen negatif penurunan peringkat utang dari Brasil ke level junk oleh S&P. Pasalnya, Indonesia mirip dengan Brasil, yakni negara berkembang yang mengandalkan komoditas sebagai ekspor utama.

Agus Chandra, Research and Analyst Monex Investindo Futures, menambahkan, rupiah terseret penurunan bursa saham baik dalam negeri maupun bursa saham Jepang dan China. "Sentimen dari luar negeri masih seputar spekulasi kenaikan suku bunga The Fed dan perlambatan ekonomi di negara berkembang," ujar Agus.

Menurut Agus, rupiah kemungkinan dapat kembali bergairah setelah paket stimulus jilid kedua diumumkan akhir bulan ini. "Paket stimulus pertama gagal menuai respon positif, harapannya paket stimulus kedua akhir bulan nanti lebih jelas," imbuhnya.

Realisasi belanja infrastruktur pemerintah yang belum juga dikebut jadi tekanan lain bagi rupiah. Agus menduga pergerakan rupiah akhir pekan akan terkena imbas data klaim pengangguran mingguan AS. Dia memperkirakan, rupiah akan melanjutkan pelemahan pada Rp 14.200 - Rp 14.500. Trian juga menduga rupiah berpotensi melemah di kisaran 14.300 - 14.375 per dollar AS.(Wuwun Nafsiah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini