Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Kenaikan tarif pajak impor yang diberlakukan Presiden terpilih AS Donald Trump diprediksi bakal memicu PHK massal, menyebabkan 400.000 pekerjaan di AS kehilangan pekerjaan.
Dampak ini diungkap langsung oleh Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, dalam laporan yang dikutip dari Reuters Sheinbaum menjelaskan bahwa kebijakan baru Trump bisa memberikan dampak negatif, khususnya pada sektor otomotif.
Baca juga: Soal Pembebasan Pajak Impor Suku Cadang Pesawat. Begini Sikap INACA
Dia menyebut tarif ini dapat meningkatkan harga kendaraan di AS hingga 3.000 dolar AS per unit, menghancurkan keuntungan produsen mobil seperti Ford, GM, dan Stellantis, hingga berpotensi memicu terjadinya PHK besar-besaran di AS.
“Ini merupakan sebuah pukulan telak, kenaikan tarif akan menyebabkan hilangnya lapangan kerja dalam jumlah besar di AS, pertumbuhan yang lebih rendah, dan berdampak pada perusahaan-perusahaan AS yang berproduksi di Meksiko karena pajak yang mereka bayarkan akan berlipat ganda,” jelas Ebrard.
Peringatan bahwa kenaikan tarif akan menyebabkan hilangnya lapangan kerja di AS secara besar-besaran disampaikan tepat setelah Donald Trump mengumumkan rencana untuk menerapkan kenaikan tarif pajak tambahan untuk barang-barang asal China, Meksiko dan Kanada.
Adapun kenaikan tarif impor yang akan dikenakan Trump yakni pajak 25 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 10 persen untuk barang-barang asal China.
Tak dijelaskan secara spesifik kapan kebijakan ini akan diberlakukan, Trump mengklaim langkah ini diperlukan untuk mengatasi aliran narkoba dan migran ke AS.
Namun imbas tarif yang diusulkan Trump, kebijakan ini sangat memukul eksportir lintas batas utama sektor otomotif . Ebrard mencatat bahwa 88 persen truk pikap yang dijual di AS dibuat di Meksiko dan harganya akan naik.
Ancaman tarif ini memicu kekhawatiran masa depan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (USMCA) yang dijadwalkan untuk ditinjau ulang pada 2026.
Baca juga: Kelompok G7 Cari Cara Antisipasi Kepresidenan Donald Trump di AS
Menurut Katia Goya, Direktur Ekonomi Internasional di Grupo Financiero Banorte, konflik dagang semacam ini akan menekan pertumbuhan ekonomi AS, meningkatkan pengangguran, dan memicu inflasi.
Sementara itu Miliarder kondang sekaligus CEO raksasa otomotif Tesla Inc, Elon Musk menggambarkan kenaikan tarif yang ditetapkan pemerintah AS sebagai tindakan distorsi yang membuat alur bisnis menjadi tidak bebas dan berpotensi menghancurkan industri mobil dunia.
"Baik Tesla maupun saya tidak meminta tarif tersebut, malah saya kaget saat diumumkan. Hal-hal yang menghambat kebebasan bertukar atau mendistorsi pasar adalah hal yang tidak baik. Tesla bersaing cukup baik di pasar Tiongkok tanpa tarif dan tanpa dukungan diferensial. Saya mendukung tidak adanya tarif," tegas Musk.