TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paket kebijakan ekonomi yang telah diumumkan oleh pemerintah belum dapat mendongkrak rupiah.
Hal tersebut, akibat masih kuatnya sentimen dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan mengadakan rapat pada pekan depan.
Analis Valuta Asing PT Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, sentimen eksternal masih lebih kuat menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), sehingga investor masih menunggu dan melihat situasi terhadap rencana kenaikan Fed Rare.
"Investor pun cenderung masih menahan mata uang negeri Paman Sam," kata Reny di Jakarta, Jumat (11/9/2015).
Setiap The Fed akan mengadakan rapat, maka mata uang dunia termasuk rupiah akan tertekan. Rapat tersebut direncanakan akan berlangsung pada 16-17 September 2015, salah satu putusan yang ditunggu investor yakni kabar kenaikan suku bunganya atau Fed Rate.
Sementara sentimen dalam negeri yakni paket kebijakan ekonomi, dinilainya belum dapat memberikan angin segar bagi pasar uang untuk saat ini karena kebijakan tersebut belum berjalan.
"Efektivitas paket kebijakan sepertinya memang butuh waktu dalam implementasinya. Rupiah hari ini masih diprediksi di kisaran Rp 14.250 hingga Rp 14.390 per dolar AS," ujar Reny.