TRIBUNNEWS.COM. JAKARTA - Hingga Agustus 2015 perusahaan Asuransi Rama berhasil membayar klaim sebesar Rp 200 miliar.
Klaim terbesar mayoritas untuk pembayaran klaim polis asuransi kebakaran sekitar Rp 110 Miliar sementara sisanya masing- masing untuk asuransi kesehatan dan kendaraan.
Hal ini diutarakan Presiden Director Asuransi Rama , Oey Sany Wijaya dalam pembukaan kantor pemasaran dan Pelayanan Klaim Asuransi Rama Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (17/9/2015)
Dikatakan Oey Sany Wijaya dalam pengembangan bisnisnya setelah penataan manajemen baru di jajaaran Asuransi Rama akan lebih fokus dalam bidang layanan jasa asuransi kebakaran,marine cargo dan kendaraan bermotor, diantara produk-produk yang sudah ada seperti rekayasa, properti, miscellaneous (aneka), surety, personal accident dan liability.
Terkait dengan Risk Based Capital (RBC) yaitu rasio antara modal berbanding resiko. Resiko yang dimaksud adalah klaim yang diajukan oleh seluruh nasabah Asuransi Rama menurut Sany Wijaya per 31 Agustus 2015 sebesar 146,54 persen atau mengalami penurunan bila dibandingkan periode Juni 2014 sebesar 154 persen.
“Penurunan RBC itu sendiri masih dalam batas yang ditentukan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK).”
Mengenai target pasar yang ingin dicapai kata Marketing Director Asuransi Rama, M Hari Hartanto,saat ini target pasar utama masih menyasar ke korporasi yang dilakukan melalui kanal broker, bank dan multi finance serta agency.
Namun seiring dengan berbagai persiapan yang sedang dilakukan dalam rangka mewujudkan korporasi kedepannya maka Asuransi Rama akan memulai menggarap pasar retail.
Asuransi Rama menargetkan pencapaian premi hingga Rp 400 miliar tahun 2016 dengan modal sebesar Rp 100 Miliar dan telah mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 50 miliar.
Saat ini telah memiliki 14 kantor cabang yang terletak di Batam, Medan, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Samarinda dan Makassar.