Ini tak ubahnya gertak sambal, apalagi pembatalan perjanjian bisnis tidak mudah.
Kerja sama investasi di antara kedua negara juga tak hanya antar-pemerintah, tetapi lebih banyak business to business.
"Saya pikir Indonesia harus tenang, jangan terlalu khawatir," ungkap Haryo kepada Kontan, Minggu (4/10/2015).
Dia melihat kejadian ini hanya bagian kecil dari pasang surut hubungan dagang kedua negara. Toh pada gilirannya, kedua negara ini akan cepat selesai.
Terlebih lagi, hubungan RI-Jepang selama ini selalu mesra, terlihat dari tingginya investasi Jepang ke Indonesia.
Hubungan kerja sama yang terjalin lama tidak akan mudah diakhiri karena banyak pihak yang terlibat. Lebih dari itu, Jepang selama ini lebih untung dari hubungan dagang dengan Indonesia.
Indonesia menjadi salah satu pasar yang sangat besar untuk produk Jepang. Bahkan, lima tahun terakhir, Jepang lebih banyak menikmati surplus dari perdagangannya dengan Indonesia.
Toh, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi Pemerintah RI dalam membina kerja sama.
Terlepas dari alasan pemerintah untuk lebih berorientasi ke China dibanding Jepang, Haryadi berharap, Pemerintah Indonesia lebih berhati-hati dalam menawarkan proyek.
Selain itu, komunikasi yang baik sangat penting agar kekecewaan Jepang tidak berlarut dan merugikan dunia usaha. (Asep Munazat Zatnika, David Oliver Purba)