News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabut Asap

Zonanisasi di Lahan Gambut Untuk Meminimalisir Kebakaran Hutan

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Personil TNI dari Kostrad saat menembakkan air kearah kebakaran lahan gambut di Sepucuk Pedamaran OKI.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah akan kembangkan tanaman yang cocok untuk lahan gambut guna menghindari kebakaran hutan yang kerap terjadi.

Menteri Kehutanan dan Linkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar menegaskan saat ini tengah dikembangkan tanaman yang cocok untuk ditanam dilahan gambut seperti pohon gaharu. Pohon tersebut mempunyai nilai yang tinggi.

“Gaharu aja yang mahal, bisa tumbuh di gambut Kalimantan Selatan. Itu kita perlu kembangkan. Selain itu kita juga akan cari jenis-jenis tanaman lainnya yang bisa ditanam di lahan gambut tersebut,” tegas Siti Nurbaya di Jakarta hari ini.

Selain itu, dalam berbagai kesempatan diskusi antara pemerintah dan pakar kehutanan juga didapati adanya perlu perbaikan manageman ekosistem di lahan gambut yang mudah terbakar. Siti menegaskan harus ada manajemen ekosistemnya yang pas terutama berkaitan dengan mengatur tata air.

Oleh karena itu water level tata air dan aspek engineringnya berapa, jumlah kanal yang harus ada dan pada bagian mana dia harus boleh dibikin kanal dan ga boleh dan kita harus bikin pedomannya.

“Kanalisasi dan Pengontrolan air di blok gambut tersebut dengan cara pemilihan tanaman yang cocok sehingga nantinya aka nada zonanisasi tenaman guna menghindarkan kebakaran hutan di kemudian hari,” tambahnya.

Ditempat terpisah pakar irigasi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Indra Setiawan mengatakan irigasi dilakukan pada tanah mineral dengan kepadatan tanah yang normal. Namun ternyata, irigasi juga dapat dilakukan pada lahan gambut dengan memperhatikan beberapa hal.

Penanganan lahan gambut perlu perhatian khusus karena karakteristiknya yang unik. "Sifat gambut terutama kaitannya dengan kemampuannya menyimpan air dan juga mengalirkan air sangat berbeda dengan tanah mineral," kata Budi Indra Setiawan.

Indra menyebut, lahan gambut terbentuk dari bahan organik yang sangat poros, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah. Demikian pula kemampuan mengalirkan airnya sangat tinggi sehingga air sulit disimpan di lahan gambut.

"Air juga menjadi sulit diserap oleh akar tanaman. Jika lahan gambut mengalami kekeringan sedikit saja, otomatis tanaman akan sulit mengambil air itu. Kebanyakan lahan gambut ada di lahan basah yang banyak airnya," tutur Indra.

Penanganan lahan gambut yang sempurna bisa menghindarkan Indonesia dari kebakaran hutan yang sering terjadi pada musim kemarau akibat adanya Elnino yang terjadi.

“Penanganan lahan gambut yang cermat maka bisa meminimalisir terjadinya kebakaran hutan yang kerap terjadi,” tambah Indra.

Menurut Indra, irigasi atau drainase dilahan gambut sangat diperlukan dan harus disesuaikan dengan kondisi iklim. Sebab, inti irigasi adalah mengkondisikan agar kelembaban tanah berada pada kisaran yang optimum bagi pertumbuhan tanaman. "Kita tahu, kalau kadar air tanah itu berkisar antara kapasitas lapang dan titik layu permanen itulah kondisi kelembaban tanah yang optimum," katanya.

Setiap lahan gambut, lanjutnya, memiliki kelembaban yang berbeda-beda. Maka yang terpenting ketika akan melakukan irigasi di lahan gambut adalah harus mengetahui kondisi fisik dan hidrolika tanah gambut. "Persoalan ini adalah persoalan sangat dasar yang harus diketahui," imbuhnya.

Indra menyatakan, lahan gambut juga sangat dipengaruhi oleh pasang surut. Pasang surut adalah naik turunnnya permukaan air laut. Kemampuan mengetahui pengaruh pasang surut terhadap muka air tanah gambut itu menjadi penting karena hal itu tidak bisa diprediksi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini