TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produsen tekstil PT Pan Brohters Tbk (PBRX) menilai paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah beberapa waktu ini, belum dapat memajukan industri tanah air dalam bersaing dengan negara lain.
"Paket kebijakan pertama, kedua dan ketiga ini efeknya tidak terlalu banyak untuk perseroan. Dari semuanya paket kebijakan hanya ada tiga poin yang dibilang lumayan untuk PBRX," kata Wakil Direktur Utama PT Pan Brothers Anne Patricia Sutanto, Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Anne menjelaskan, ketiga poin paket kebijakan tersebut yaitu fasilitas keringanan pajak atau tax allowance, kemudian pengurangan pajak untuk deposito hasil ekspor dan ketiga keringanan biaya pemakaian listrik pada jam malam.
"Walaupun tidak terlalu banyak efeknya ke kami, seperti listrik yang beban costnya cukup kecil di Pan Brother. Sebagai orang Indonesia, senang-senang saja, tapi sebagai PBRX yang kita tunggu sebenarnya bukan paket kebijakan ini," ucap Anne.
Menurut Anne, kebijakan yang ditunggu oleh pengusaha di Indonesia yaitu komitmen pemerintah untuk segera membuat Free Trade Agreement (FTA) dan bergabung dalam zona perdagangan bebas Trans Pacific Patnership (TPP), guna menghadapi persaingan secara global.
"Kami bersama teman-teman pengusaha tunggu dua hal, pertama adalah komitmen FTA, dimana pengusaha Indonesia dengan Eropa dan TPP, pengusaha Indonesia dengan Amerika Serikat.
Sehingga pengusaha tidak akan kalah bersaing dengan Vietnem dan lainnya," tutur Anne.