News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

RUPS Tahunan Berau Setujui Perubahan Penggunaan Dana IPO

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) menyetujui beberapa agenda pokok.

Sejumlah agenda yang disepakati yaitu persetujuan laporan tahunan 2014, penetapan auditor dan perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) dan perubahan Anggaran Dasar Perseroan untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan OJK.

Perubahan sisa dana hasil IPO digunakan untuk mendukung pembelanjaan modal yang diperlukan guna menunjang rencana bisnis perseroan ke depan.

Perseroan akan mengutamakan pengembangan pada site tambang dengan biaya operasional yang lebih rendah dan margin keuntungan yang cukup tinggi.

“Perubahan rencana penggunaan sisa dana IPO diperlukan untuk menyesuaikan kondisi bisnis kedepan dan akan difokuskan untuk pengembangan bisnis perseroan dengan mengedepankan efisiensi,” tutur Arief Wiedhartono, Direktur Independen Berau, Rabu (21/10/2015).

Menurut Arief, dana IPO Berau hingga 30 September 2015 telah digunakan Rp 722,32 miliar, sehingga masih ada sisa dana IPO sebanyak Rp 346 miliar yang akan dialokasikan penggunaannya pada penambahan modal kerja Berau dan anak perusahaan Berau.

Sisa dana IPO digunakan pengembangan usaha, meliputi peningkatan kapasitas fasilitas pengolahan batubara, loading conveyor dan hauling road di Lati, Binungan, dan Sambarata, serta investasi penambahan 2 unit tug & barge sehingga total menjadi 8 unit tug & barge.

“Berau Coal telah membangun fasilitas peningkatan kapasitas produksi di Binungan dan Suaran, melakukan pengadaan unit hauling coal dan unit alat berat, serta pengaturan kembali kantor pusat dan fasilitas pendukung,” kata Arief.

Dana pembelanjaan modal digunakan pula untuk pembangunan terminal batubara di Suaran sebesar Rp 69,45 miliar, pembangkit listrik tenaga batubara di Suaran Rp 5,03 miliar, dan pembelian fasilitas transhipper Rp 10,45 miliar .

RUPS Tahunan tersebut juga menyetujui sisa dana IPO dialokasikan untuk penambahan modal kerja perseroan dan anak perseroan kedepan sebesar Rp 346 miliar, ungkap Arief.

Hingga kuartal III 2015, Berau Coal Energy mencatat produksi batu bara sebesar 20 juta matrik ton (MT). Hingga akhir tahun ini, perusahaan menargetkan produksi 26,5 juta ton. Angkat itu lebih tinggi dari realisasi 2014 sebesar 24,2 juta MT.

"Produksi kuartal tiga masih sesuai target, sejauh ini tidak ada revisi produksi," katanya.

Dia mengatakan, produksi hingga kuartal tiga tersebut berasal tiga wilayah pertambangannya, yakni Lati, Binungan, dan Sambarata di Provinsi Kalimantan Timur.

Arief mengatakan, sepanjang 2014 perseroan telah melakukan inovasi dan efisiensi guna menekan biaya produksi dalam menghadapi tren harga batu bara yang terus melemah.

Upaya tersebut beruapa prioritas produksi pada pit tambang yang memiliki nilai ekonomis seperti Binungan blok 8 dan Sambarata B East.

Area Binungan dan Sambarata menghasilkan batu bara dengan kualitas tinggi. Binungan memiliki kalori 5.505-6.050 kcal per kg, sedangkan Sambarata 4.000-5.860 kcal per kg.

Sepanjang 2014, produksi batu bara Berau Coal, anak usaha PT Berau Coal Energy mencapai 24,2 juta MT yang dihasilkan dari tambang Sambarata 5 juta MT, Binungan 9,3 juta MT dan Lati 9,9 juta MT.

Dari total produksi, sebesar 84 persen diekspor ke Tiongkok, Taiwan, India dan negara Asia lainnya. Sisanya 16 persen dijual ke pasar domestik.

Sepanjang 2014, perseroan berhasil menekan rugi bersih 50,25 persen menjadi 84,9 juta dolar AS dari 2013 sebesar 170,7 juta dolar AS.

Sementara pendapatan penjualan di 2014 melemah 4 persen akibat turunnya harga batu bara menjadi 55 dolar AS per ton dari 2013 sebesar 61 dolar AS per ton.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini