TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengaku belum pernah diajak pemerintah terlibat dalam pembangunan proyek listrik 35 ribu megawatt (Mw).
Pihak Gapki baru membahas masalah kelistrikan di tingkat pemerintah daerah saja.
"Belum ada pembicaraan, paling pemda," ujar Ketua Bidang Tata Ruang dan Agraria Gapki Eddy Martono di diskusi Energi Kita, gedung Dewan Pers, Minggu (25/10/2015).
Eddy menilai listrik untuk perkebunan kelapa sawit belum bisa membantu masyarakat sekitar. Karena daya listrik sebesar 1,3 megawatt kata Teddy hanya cukup untuk satu kebun kelapa sawit dan hunia sekitar.
"Perkebunan kelapa sawit belum terjangkau infrastruktur listriknya untuk PLN," kata Teddy.
Untuk membangun daya listrik di kebun kelapa sawit, Teddy mengaku harus mengeluarkan investasi 4 juta dollar AS.
Angka setara hampir 50 miliar lebih, dimasukan ke dalam program Corporate Social Responsibility dan mengurangi limbah asap pembangkit listrik yang menggunakan energi batubara.
"Investasi minyak sawit pembangkit listirk untuk jangka panjang bisa menguntungkan, lebih ke arah pengurangan limbah juga, tapi utamanya CSR," kata Teddy.