TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah akan melelang Surat Berharga Negara (SBN) pada Selasa (24/11/2015) dengan target indikatif minimal Rp 6 triliun hingga target maksimal Rp 9 triliun.
Analis Fixed Income MNC Securitites I Made Adi Saputra menilai, pemerintah bakal menghimpun penawaran sebesar Rp 10 triliun - Rp 20 triliun. Sebab, pelaku pasar cenderung menahan diri untuk bertransaksi di tengah minimnya katalis dari dalam maupun luar negeri.
"Adapun tingkat imbal hasil yang akan dimenangkan oleh pemerintah pada perdagangan hari ini kami perkirakan SPN12160805 berkisar antara 6,9% - 7%, FR0053 berkisar antara 8,43% – 8,53%, FR0056 berkisar antara 8,59% – 8,68%, FR0073 berkisar antara 8,78% – 8,87%," terkanya.
Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, ada empat seri Surat Utang Negara (SUN) yang akan ditawarkan.
Pertama, seri SPN12160805 yang jatuh tempo pada tanggal 05 Agustus 2016 dengan imbalan diskonto. Kedua, seri FR0053 yang jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2021 dengan kupon 8,25%.
Ketiga, seri FR0056 yang menawarkan kupon tetap sebesar 8,375% dengan tenggat waktu 15 September 2026. Keempat, seri FR0073 dengan kupon tetap sebesar 8,75% yang jatuh tempo pada tanggal 15 Mei 2031.
"Jumlah penawaran yang cukup besar akan didapati pada seri FR0056 dan SPN12160805," tutur Made.
Lelang berlangsung dari pukul 10.00 WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB. Setelmen digelar pada Kamis (26/11). (Maggie Quesada Sukiwan)