Dampak negatif lainnya, lanjut Inov terkait semakin dekat diberlakukannya MEA. Kebijakan mengenai buffer stock ini sudah sangat mendesak mengingat Vietnam tengah mengambil langkah cepat dengan menyiapkan fasilitas tersebut.
“Jika Indonesia tidak bisa memanfaatkan momentum saat ini secara tepat dan cepat, maka Vietnam akan menjadi poros utama untuk kapas di era Masyarakat Ekonomi ASEAN,” ujarnyta.
Padahal, dengan memindahkan stok kapas ke dalam negeri, bukan lagi di Malaysia akan banyak manfaat yang bisa diperoleh, baik oleh industri TPT nasional maupun masyarakat dan juga pemerintah.
Khususnya bagi 285 perusahaan spinning nasional untuk mendapatkan bahan baku kapas guna memproduksi benang dengan kualitas dan standar yang terkontrol dan terjamin.
“Ini membuat supply chain antar-industri hulu-hilir di TPT nasional berjalan optimal, dan proses logistiknya pun terintegrasi dan terstruktur,” ujarnya.
Inov memperkirakan, pada tahap awal, dengan stok kapas ada digudang di Indonesia, sekitar 30% jual-beli kapas akan dilakukan di Indonesia dengan nilai sekitar US$400 juta.
Kondisi tersebut akan terus bertambah sesuai dengan produksi benang oleh industri spinning nasional dalam memenuhi kebutuhan industri hilirnya, yaitu industri pembuat kain dan industri pakaian jadi.
“Sekarang tinggal menuggu implementasi dari PP PLB tersebut. Semakin cepat terealisasi, maka akan semakin mempercepat Indonesia menjadi poros utama untuk kapas di era Masyarakat Ekonomi ASEAN,” pungkasnya. (*)