TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertamina sudah semestinya memberikan penghargaan kepada para pengusaha nasional dalam menjalankan proyek-proyeknya.
Hal itu penting dilakukan agar kebijakan-kebijakan Pertamina dapat dinikmati rakyat Indonesia sendiri.
“Kalau pengerjaan proyek ada pengusaha nasional dan asing, maka pengusaha nasional sendiri harusnya dikasih fasilitas, mungkin kalau membandingkan begitu ya dikasih poin lebih, jadi mestinya prioritas. Karena jangan sampai Pertamina mementingkan asing," ujar Direktur Indonesia Resources Studies (Iress) Marwan Batubara dalam pernyataannya, Senin(30/11/2015).
Oleh karena itu, Marwan meminta pengusaha-pengusaha nasional apabila ada yang merasa dirugikan oleh Pertamina agar tidak takut-takut untuk membeberkan ke publik.
"Kalau itu memang benar adanya, saya kira dibuka. Jangan sampai ada pengusaha kita merasa tidak adil. Jangan sampai orang lain yang buka. Jadi yang mengalami itu buka saja asal obyektif, dan yakin aturannya dilanggar," jelasnya.
Sementara itu Anggota Komisi VII DPR RI Joko Purwanto tidak mau serta merta menyalahkan Pertamina.
Menurutnya selama proses lelangnya dilakukan secara profesional tidak ada masalah siapa yang menjadi pemenangnya.
"Selama proses lelang pengadaan barang dan jasa atau lainnya yang dilelangkan dan/atau tenderkan melalui proses yang benar sesuai tata aturan dan atau hal yang diatur dalam Undang-undang, maka hal tersebut dapat dimaklumi. Hal ini membuktikan bahwa pengusaha-pengusaha Dalam Negeri kurang kompetitif untuk bersaing dengan pengusaha asing," ujarnya.
Namun, mestinya memang kata dia, pengusaha lokal memiliki peluang yang lebih besar daripada pengusaha asing. Tentu saja pengusaha nasional tetap harus terus meningkatkan kemampuan mereka.
"Pertamina sudah seharusnya memberikan keberpihakan yang lebih kepada pengusaha dalam negeri, sebab secara kualitas bisa dikatakan pengusaha dalam negeri masih cukup bersaing," ujar politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.