News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dua Operator Taksi Dukung Penerapan Skema FIFO di Bandara Soetta

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tempat menunggu taksi di Terminal II, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (18/11/2013). (Warta Kota/Alex Suban)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua operator taksi yaitu Gamya dan Express Group dipastikan mendukung rencana PT Angkasa Pura II (Persero) untuk menerapkan skema first in first out atau FIFO di dalam pengelolaan taksi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Sebab, dengan skema FIFO tersebut persaingan bisnis antara taksi di bandara akan semakin sehat dan tidak terkesan dimonopoli oleh salah satu perusahaan.

Direktur Keuangan PT Express Transindo Utama, David Santoso, mengatakan setiap taksi di bandara adalah taksi resmi dan terdaftar di Kementerian Perhubungan juga Angkasa Pura II, jadi semua operator berhak mendapatkan porsi yang sama dalam pengelolaan taksi di bandara.

"Ada delapan operator taksi di bandara, dan kadang perlakuannya tidak sama. Oleh karena itu, kami dari Express sangat setuju dengan penerapan skema FIFO," kata David kepada Tribunnews.com, Rabu (2/12/2015).

David juga menyesalkan pernyataan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) kemarin yang mengatakan hak memilih konsumen untuk pelayanan taksi sama saja dilanggar jika skema FIFO diterapkan Angkasa Pura II.

Menurut David, hal itu seakan-akan tendensius dan mendorong opini supaya konsumen hanya memilih salah satu taksi saja. "Padahal setiap taksi yang beroperasi di bandara, yang memiliki stiker resmi itu disebut taksi bandara. Jadi sudah bagus itu Angkasa Pura II menerapkan FIFO di Soetta. Kami dukung penuh."

Penerapan skema FIFO, kata David, bisa menimbulkan persaingan yang sehat setiap taksi yang beroperasi di bandara saat ini.

Senada dengan David, Direktur Utama Gamya Mintarsih Abdul Latief, juga mengatakan hal yang hampir sama. Gamya dipastikan mendukung penuh penerapan skema "bebek" antrean taksi di Bandara Soetta.

Menurut Mintarsih, di satu sisi tuntutan untuk menaikkan standar pelayanan memang benar. Tapi Mintarsih mempertanyakan, jika memang Gamya selama ini masih bisa diterima oleh konsumen di bandara, artinya Gamya juga memiliki standar yang bisa diterima oleh masyarakat.

"Yang justru saya ingin soroti adalah, ada salah satu operator yang terkadang mendapatkan perlakukan khusus dari pihak bandara," katanya.

Untuk itu, Gamya, mendukung penuh Dirut PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi yang ingin melakukan ujicoba penerapan skema FIFO pada 20 Desember 2015 nanti.

Seperti diketahui, jika tidak ada aral melintang, rencananya "skema bebek" untuk antrean taksi tersebut bakal diujicobakan pada akhir Desember 2015.

Budi Karya Sumadi, Direktur Utama Angkasa Pura II, mengatakan hingga saat ini belum ada penolakan dari sejumlah pengusaha taksi mengenai skema FIFO tersebut. Justru dengan FIFO akan lebih adil bagi semua perusahaan taksi. "Kenapa harus ditolak? FIFO itu common use di bandara internasional, karena tujuannya pemerataan. Di singapura saja sudah diberlakukan," katanya.

Budi juga menuturkan, sebelum menerapkan skema FIFO, Angkasa Pura II juga akan melakukan tatanan terhadap layanan taksi di Bandara Soekarno Hatta, misalnya syarat umur maksimal untuk dapat beroperasi di Soetta, standar kualitas pelayanan sopir.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini