TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Sahroni mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar meningkatkan kapabilitas dan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan Negara anggota ASEAN menjelang implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Menurut Sahroni, kesiapan pelaku UMKM sangat penting agar produk Indonesia tidak tergilas saat integrasi ekonomi ini diterapkan.
"Pelaku usaha sektor usaha kecil ini harus memanfaatkan peluang MEA," kata Sahroni di sela kegiatan 'Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara' di kelurahan Lagoa, Jakarta Utara, Senin (7/12/2015).
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di kelurahan Lagoa itu diikuti 150 orang warga, tokoh masyarakat, dan konstituennya di daerah Lagoa-Jakarta Utara.
Dalam sosialisasi ini, beberapa warga menyampaikan pertanyaan tentang persyaratan peminjaman modal bagi UMKM. Usia produktif yang semakin meningkat ditambah pemberlakuan MEA dalam waktu dekat ini membuat warga cemas akan hilangnya kesempatan mereka mencari nafkah di suatu perusahaan.
Sehingga tidak menutup kemungkinan banyak pencari kerja yang banting stir menggarap UMKM. Untuk itu, masyarakat meminta para pemangku kekuasaan agar meringankan persyaratan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM.
"Memang tidak mudah untuk merubah suatu kebijakan lama karena pada dasarnya suatu kebijakan yang dibuat tidaklah akan menguntungkan semua pihak. Namun akan saya usulkan untuk mempermudah persyaratan peminjaman modal bagi UMKM yang dikeluhkan warga karena memberatkan mereka," katanya.
Dia menilai, perhatian pemerintah terhadap sektor UMKM ini sangat besar. Sahroni meminta masyarakat tidak perlu takut menghadapi MEA ini.
Menurutnya, MEA harus menjadi peluang serta tantangan bagi masyarakat Indonesia.
"Saya merespon positif MEA ini. Ini ujian bagi pelaku usaha kita, apakah bisa naik kelas," katanya.