TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah pemerintah memberlakukan bebas visa untuk 90 negara dan akan menjadi 174 negara yang bebas visa belum dirasakan oleh pelaku bisnis pariwisata di tanah air. Perlu ada promosi ke negara-negara tersebut dan menyiapkan penerbangan langsung ke sini.
Negara-negara yang bebas Visa, misalnya Australia, Brasil, Ukraina, Kenya, Uzbekistan, Bangladesh, Kamerun, Palestina, dan Honduras.
Direktur PT Bayu Buana Tbk Agustinus Pake Seko menilai, belum berpengaruhnya kebijakan bebas visa karena ada banyak faktor.
"Misalnya, situasi ekonomi di Eropa saat ini juga lagi krisis," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (30/12/2015).
Dengan kondisi ekonomi semacam ini, menurut dia, pengaruh bebas visa baru akan terasa di tahun 2016. Apalagi jika Kementerian Pariwisata mau turun tangan untuk membuat sosialisasi yang lebih masif ke negara-negara yang sudah bebas visa tersebut. "Tentu hasilnya akan lebih maksimal," kata dia.
Sejauh ini pemberlakukan bebas visa baru dirasakan oleh Bayu Buana dari kunjungan turis asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Dengan ekonomi negeri tirai bambu yang relatif kuat, mereka berhasil menyumbang sampai dua digit ke pendapatan perusahaan ini.
Rencananya, 2016, perusahaan ini mulai membidik kunjungan turis asal India. "Minimum kami akan tumbuh 30 persen karena situasi ekonomi dunia tak terlalu mendukung," tandasnya.
Tahun ini, Bayu Buana mengejar target pendapatan Rp 1,9 triliun dengan laba bersih Rp 26 miliar. Proyeksi kontribusi pendapatan, yakni 75 persen dari bisnis tiket dan 25 persen dari bisnis non tiket.
Vice President Brand and Communications PT Panorama Sentrawisata Tbk A. B. Sadewa juga mengamini ucapan Agustinus. Dia bilang, perusahaannya belum mendapat berkah dari pembebasan visa kunjungan. "Selama ini kebijakan ini lebih banyak dimanfaatkan oleh turis independen," kata dia.
Adapun turis yang biasanya bepergian secara rombongan tidak terlalu mempersoalkan negara yang menjadi tujuannya bebas visa atau tidak.
"Kami berharap, bebas visa ini juga diberikan untuk wisatawan bisnis," ujarnya.
Ia bilang, pembebasan visa kunjungan bagi wisatawan bisnis akan mendorong perkembangan bisnis Meetings, Incentives, Conferences and Events (MICE). Pada tahun ini, jumlah wisatawan bisnis baru sekitar 3 persen-5 persen dari sekitar 10 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.
Jika diterapkan, selain berpotensi menambah devisa, kebijakan pembebasan visa wisatawan bisnis juga akan membantu pengembangan bisnis MICE di Indonesia.