Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perkembangan bursa saham di Indonesia sudah cukup baik kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Ia mengaku sudah mendapatkan laporan, bahwa di daerah mahasiswa dan ibu rumah tangga juga sudah meminati investasi di lantai bursa.
Kepada wartawan usai menutup perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015, di BEI, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2015), Jusuf Kalla berharap kedepannya lebih banyak masyarakat yang mau berinvestasi di pasar saham.
"Kita harapkan mereka bukan hanya investasi di deposito walaupun banyak kelebihan, tapi juga di bursa saham supaya mereka juga melihat pertumbuhan ekonomi secara baik," ujarnya.
Ia menilai kedepannya makin banyak masyarakat yang menutuskan untuk berinvestasi di pasar saham. Ia meyakini pertumbuhan tersebut, dengan mengacu pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus meningkat pada 2016 mendatang.
Walaupun demikian, menurutnya ada satu hal yang masih mengganjal pertumbuhan pasar saham, yakni kepastian bahwa berinvestasi di deposito akan lebih menguntungkan. Bunga deposito, bisa mencapai 5,1 - 8,3 persen hingga Desember 2015. Sementara keuntungan dengan berinvestasi di pasar saham, belum tentu sebesar itu, dengan kemungkinan merugi.
"Ini kan suatu semacam persaingan, untuk persoalan investasi itu investor pilihannya, kalau deposito tinggi bunganya berarti dia pilih deposito, tapi kalau bunganya turun pasti memilih investasi di bursa," jelasnya.
Ia menilai suku bunga deposito harus disesuaikan, agar masyarakat bisa memilih dengan lebih rasional antara menyimpan uangnya di deposito, atau meresikokannya di pasar saham.
Namun demikian, hingga kini pemerintah masih tetap konsisten dengan suku bunga acuan pada 2016 mendatang sebesar 9 persen. Ia mengajak masyarakat untuk sama-sama memantau penerapan kebijakan suku bunga acuan tersebut.