TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan membaik dari 4,8 persen menjadi 5,3 persen pada 2016.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Laporan analisis stabilitas dan sistem perbankan kuartal IV 2015 menyebutkan perbaikan terjadi dari meningkatnya permintaan domestik.
Ekonom LPS Doddy Ariefianto menyebutkan percepatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 diperkirakan bersumber dari berlanjutnya pemulihan permintaan domestik sebagai akibat dari kebijakan moneter dan fiskal yang akomodatif.
Menurut dia, penurunan giro wajib minimum (GWM) primer rupiah yang terealisasi pada Desember 2015 akan menambah kapasitas bank untuk menyalurkan kredit lebih banyak ke sektor riil pada 2016.
"Dari sisi fiskal, alokasi belanja infrastruktur yang tinggi dan melebihi alokasi tahun 2015 akan jasi salah satu faktor yang mendorong pembentukan modal tetap bruto (PMTB)," kata Doddy dalam analisisnya seperti dikutip Tribunnews.com, Sabtu (9/1/2015).
Masih ada downside risk yang dapat menghalangi pemulihan aktivitas ekonomi pada 2016, seperti volatilitas arus modal dan nilai tukar yang diperkirakan masih cukup tinggi, perlambatan ekonomi China yang menjadi mitra dagang utama Indonesia dan rendahnya harga komoditas.