TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk memberikan pemahaman keuntungan melakukan penawaran umum perdana saham.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani pernah menyampaikan kalau anggotanya terkadang kesulitan mencari pendanaan jangka panjang dan murah, oleh sebab itu diperlukan pertemuan antar pengusaha dan otoritas bursa.
"Kerjasama ini untuk memberikan coaching clinic bagaimana mencari pendanaan jangka panjang di BEI, nanti akan ada lima sampai 10 perusahaan per provinsi," ucap Tito, Jakarta, Rabu (26/1/2016).
Langkah kedua, kata Tito, membuat inkubator yang mendorong perusahaan belum besar untuk ikut serta mencari pendanaan jangka panjang di BEI untuk kebutuhan bisnisnya seperti melakukan ekspansi.
"Kami harapkan nanti ada satu perusahaan (anggota Kadin) go public setiap bulan," ucap Tito.
Lebih lanjut dia mengatakan, BEI kini sedang fokus menjalankan empat hal, yaitu menambah emiten secara profesional, mendorong BUMD atau BUMN melakukan IPO, menambah jumlah investor melalui program Yuk Nabung Saham, dan menaikkan wibawa Bursa lebih kuat lagi.
"Jika dilakukan ini maka tahun 2020 pasar modal kita akan menjadi terbesar di Asean," ujar Tito.