Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Maritim dan Perikanan Tangkap Indonesia (Aspitindo) melihat potensi sumber daya alam (SDA) kelautan dan perikanan ibarat raksasa yang sedang tidur.
Oleh sebab itu diperlukan kebijakan yang maksimal dari pemerintah, terutama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar pendapatan negara dari sektor tersebut dapat lebih besar dan mampu mensejahterakan nelayan.
"Potensi tangkap ikan laut berdasarkan survei kami itu, bahwa kelautan dan perikanan bisa menghasilkan 100 sampai 130 juta ton atau serata dengan Rp 2.500 triliun hingga Rp 3.000 triliun per tahun, tapi pemerintah sekarang baru mengelola tujuh persen dari potensi kekayaan itu," ujar Ketua Umum Aptisindo S. Tribuana, Jakarta, Rabu (17/2/2016).
Tribuana berharap, ke depan pemerintah dapat kembali menciptakan regulasi yang mampu mengoptimalkan kekayaan laut dan perikanan, sehingga apa yang menjadi cita-cita Presiden Joko Widodo membangun poros maritim dapat tercapai.
"Kami apresiasi langkah pemerintah khususnya KKP dan Kemenko Kemaritiman, tapi kami belum melihat ini belum optimal, KKP dapat dibilang sukses itu kalau mampu mengoptimalkan sektor kelautan dan perikanan, tapi penerimaan negara di sektor perikanan 2015 itu hanya sekitar Rp 300 miliar," tutur Tribuana.
Agar mampu mengoptimalkan kekayaan tersebut, kata Tribuana, pemerintah perlu bekerjasama dan bermitra dengan stakeholder untuk bersama-sama menggenjot pendapatan negara serta menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
"Kami ingin membangun kemitraan terhadap pemerintah untuk melakukan suatu pembinaan terhadap pengusaha perikanan tankap nasional untuk bagaimana menangkap dan memproduksi ikan secara profesional, kami juga siap bekerjasama dalam pembangunan infrastruktur secara nasional yang terintegrasi dengan tol laut," paparnya.