TRIBUNNEWS.COM, BEIJING- Pelambatan ekonomi yang menyebabkan ketidakseimbangan permintaan berimbas pada ketenagakerjaan China. Negeri Panda ini berencana menyesuaikan kondisi saat ini dengan kapasitas korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang bisa berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Berdasarkan dua sumber pada Reuters, Selasa (1/3), langkah pemerintah akan memangkas 5 juta sampai 6 juta pekerja dari BUMN yang menderita akibat kelebihan kapasitas.
Pemangkasan ini, menurut salah satu sumber, merupakan yang terbesar dalam aksi penghematan China dalam waktu dua dekade terakhir.
Pemangkasan pekerja di korporasi pelat merah 'zombie' ini akan dilakukan dalam waktu dua-tiga tahun mendatang. Cara ini juga diklaim sekaligus bisa meringankan polusi yang menjadi isu serius di Tiongkok.
Namun, Kementerian Industri setempat belum memberi komentar mengenai kabar tersebut.
Kemarin, Menteri Ketenagakerjaan dan Keamanan Sosial Yin Meimin sudah mewanti-wanti akan ada gelombang PHK besar dari industri batubara dan baja. Ekspektasinya, pekerja yang PHK sampai 1,8 juta orang.
Namun, dia tidak menjelaskan rentang waktu pemangkasan pekerja dalam jumlah besar tersebut.