News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Soal Blok Masela, Jokowi Sedang Gebyak Uyah Agar 'Tikus-tikus' Keluar

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Komisioner KPK Erry Riyana Hardjapamekas, mendesak Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) untuk mengembalikan citra baik DPR RI, dalam acara pernyataan sikap sejumlah tokoh yang digelar di Restoran Pulau Dua, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (4/12/2015). TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -‎ Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Nono Sampono menilai Presiden Joko Widodo pada saat ini sedang memperlihatkan kepada masyarakat penjahat pemerintahan dalam perseteruan dua menteri dalam pengembangan Blok Masela.

"Ilmunya Presiden Jokowi itu gebyak uyah, menguyah semak-semak dipukul gitu, keluarlah tikus-tikus dari yang kecil sampai yang besar," ujar Nono saat diskusi Blok Masela Sesuai Konstitusi, Jakarta, Sabtu (5/3/2016).

Namun mengenai siapa tikus-tikus yang dimaksud, Senator asal Maluku tersebut tidak dapat mengatakannya, tetapi Ia mengungkapkan bahwa riset yang menganjurkan pengembangan Blok Masela agar di laut (offshore) yaitu Tridaya Advisory.

"Tridaya itu punyanya Erry Riyana dan Komisaris Utamanya itu Kuntoro (Mangkusubroto), dulunya itu dia direktur utama PT PLN dan waktu itu staf pribadinya Sudirman Said, jadi independen enggak itu?," tutur Nono.

Nono juga menyampaikan, bahwa dirinya pernah diminta untuk bertemu petinggi SKK Migas untuk membahas Blok Masela, namun Ia menolak karena menginginkan pembicaraan tersebut perlu dilakukan di rumah rakyat yaitu di DPD. 

"Saya waktu itu di undang diskusi oleh SKK Migas, saya bilang tidak, kami enggak mau diskusi secara tertutup maunya kami diskusi terbuka, jadi anda harus datang ke rumah rakyat," ucap Nono.

Terlepas dari persoalan tersebut, Nono mendukung pengelolaan gas Blok Masela agar ‎dilakukan di darat (onshore) karena dampak positifnya lebih besar ketimbang dilakukan di laut.

"Logikanya itu penyerapan tenaga kerja pastinya banyak di darat dibanding laut dan mayoritas rakyat Maluku juga menginginkan di darat," tutur Nono.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini