TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat volume transaksi lindung nilai (hedging) yang dilakukan korporasi sepanjang 2015 mencapai 41,61 miliar dolar AS atau sekitar Rp 520 triliun (kurs 12.500)
"2015 volume transaksi hedging naik, pada 2014 total derivatif beli korporasi domestik 36,81 miliar dolar AS atau rata-rata 3 miliar dolar AS per bulan, dan 2015 itu 41,61 miliar dolar AS," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hendar, Jakarta, Senin (28/3/2016).
Menurut Hendar, transaksi hedging yang dilakukan BUMN juga mengalami peningkatan, sebagaimana arahan dari Kementerian BUMN agar meminta perusahaan pelat merah dapat lokomotif bagi perusahaan swasta di dalam negeri terkait dengan transaksi lindung nilai.
"BUMN juga naik, Pertamina, PLN, Garuda Indonesia, Petrokimia Gresik, Semen Gresik dan Semen Padang sudah adakan master agreement, transaksi beli BUMN sebesar 1,9 miliar dolar AS di 2015 atau naik 200 persen dibanding 2014 yakni 580 juta dolar AS," tuturnya.
Hendar berharap, adanya peningkatan transaksi lindung nilai ini dapat menekan neraca transaksi berjalan yang masih mengalami defisit hingga saat ini.