TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang menginjak usia ke-43 tahun ini, menyatakan siap mengembangkan angkutan logistik nasional.
Tentunya melalui jasa penyeberangan yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Danang S Baskoro mengatakan, angkutan logistic menjadi salah satu peluang bisnis yang harus digarap dengan baik oleh perseroan.
Namun demikian, target pengembangan logistic yang turut menopang perekonomian negeri ini tidak berarti menafikan kewajiban perseroan terhadap pelayanan angkutan penumpang.
Saat ini tercatat ASDP memiliki kapal lebih dari 136 unit, yang melayani 195 lintasan di 35 pelabuhan dengan total sumber daya manusia mencapai 4.122 orang.
“Kepada seluruh karyawan, kita harus siap bertransformasi dan menyesuaikan dengan iklim bisnis yang semakin dinamis," ujarnya, Senin (4/4/2016).
Rencana pengembangan tol laut menjadi langkah strategis sebagai implementasi visi kemaritiman pemerintah.
Jalur logistik nasional yang tertata baik diharapkan dapat membuat distribusi barang lebih efektif dan efisien, yang pada akhirnya dapat menekan disparitas harga.
Adapun operasional ASDP Indonesia Ferry diklaim sebagai bagian dari konsep tol laut.
“Selama ini arus barang dan orang dari ujung timur hingga ujung barat Indonesia sudah terhubung dengan pelayanan 24 jam," jelasnya.
Data ASDP Indonesia Ferry, kecenderungan pengguna jasanya meningkat, baik dari sisi komoditas maupun orang.
Ada 195 lintasan yang dilayani 135 kapal (komersial dan perintis).
Tercatat, sepanjang 2014, total penumpang kapal komersial dan perintis mencapai 7.491.076 orang dan barang sebanyak 997.497 ton.
Jumlah ini meningkat pada 2015 menjadi 7.972.462 orang dan barang 858.232 ton
Tahun ini, perseroan optimistis dapat mencatat kinerja bisnis lebih cemerlang di tahun 2016.
Tahun ini perseroan membidik target pendapatan sebesar Rp 2,6 triliun dengan target laba bersih sekitar Rp 250 miliar.
Perseroan pun tengah menggenjot percepatan dan pembangunan infrastruktur pelabuhan dan peningkatan kinerja pendapatan, pelayanan serta keselamatan.
"Total kebutuhan investasi untuk 2016 sekitar Rp 2,3 triliun, termasuk pembelian kapal, pembangunan dermaga, dan ongkos operasional lainnya," kata dia.