TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produk pembayaran elektronik, seperti kartu kredit, kartu debit dan kartu prabayar menciptakan lapangan pekerjaan baru rata-rata setara dengan 62.960 pekerjaan setiap tahunnya dan meningkatkan Produk Domestik Bruto Indonesia sebesar US$2,17 milyar.
Secara global, peningkatan pembayaran elektronik telah menciptakan lapangan pekerjaan baru rata-rata setara dengan 2,6 juta pekerjaan per tahun dan menambahkan PDB sebesar US$298 milyar.
Hasil studi Moody Analytics untuk Visa The Impact of Electronic Payments on Economic Growth yang menganalisa dampak pembayaran elektronik terhadap pertumbuhan ekonomi di 70 negara antara tahun 2011 sampai dengan 2015.
Studi ini juga menemukan bahwa elektronifikasi pembayaran memberikan manfaat kepada pemerintah dengan menciptakan iklim usaha yang lebih stabil dan terbuka.
“Selain itu pembayaran elektronik juga membantu meminimalkan apa yang sering disebut sebagai grey economy – atau kegiatan ekonomi berbasis uang tunai yang tidak dilaporkan,” kata Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Rabu (13/4/2016).
Pembayaran elektronik dinilai telah berhasil mendorong peningkatan potensi penerimaan pajak yang bagi pemerintah.
Selain itu pembayaran elektronik juga menekan biaya pengelolaan uang, dan memberikan jaminan pembayaran untuk pedagang serta mendorong inklusi keuangan.
Ellyana mengatakan hasil studi ini membuktikan bahwa pembayaran elektronik telah memberikan banyak manfaat bagi Indonesia maupun negara lainnya.
Studi ini juga menekankan pentingnya kebijakan publik yang tepat untuk menciptakan system pembayaran terbuka dan kompetitif agar memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja.
"Sekalipun hasil studi ini cukup menggembirakan, namun data World Bank mengungkapkan bahwa hanya 36 persen penduduk Indonesia memiliki rekening bank di lembaga keuangan formal,” katanya.
Sehingga jika mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia mengakses pembayaran secara elektronik, maka bisa dibayangkan bagaimana manfaatnya bagi perekonomian di Indonesia.
“Visa akan terus mendukung gerakan Nasional Non-Tunai Bank Indonesia dan bekerja sama dengan bisnis lokal, pemerintah dan pemangku kepentingan di industri untuk melanjutkan dan memperluas penggunaan pembayaran elektronik di Indonesia," katanya.
Dari studi yang dilakukan terhadap 70 negara, Moody’s menemukan bahwa setiap 1 persen kenaikan pembayaran elektronik dapat menghasilkan kenaikan rata-rata sebesar US$104 miliar setiap tahunnya terhadap konsumsi barang dan jasa.
Dengan asumsi bahwa faktor lainnya di masa yang akan datang tetap sama, penggunaan kartu dapat meningkatkan rata-rata sebesar 0,04% setiap tahunnya terhadap PDB suatu negara.
Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pembayaran elektronik saja belum dapat meningkatkan kesejahteraan suatu negara -- hal ini perlu didukung dengan adanya sistem keuangan yang baik dan ekonomi yang sehat agar dampak pembayaran elektronik dapat maksimal.
Studi ini juga merekomendasikan untuk mendorong elektronifikasi pembayaran, negara harus mendorong kebijakan yang meminimalkan peraturan yang tidak diperlukan, mengembangkan infrastruktur keuangan yang kuat, yang pada akhirnya akan mendorong tingkat konsumsi yang lebih besar.