TRIBUNNEWS.COM. JAKARTA - Tren harga apartemen strata (kondominium) terus naik sejalan dengan kenaikan harga tanah di Jakarta.
Per Maret 2016, harga jual rata-rata di central business district (CBD) Jakarta mencapai Rp 48,1 juta per meter persegi, naik sekitar 8,8 persen per tahun.
Sementara, harga rata-rata apartemen di area primer tercatat Rp 39,6 juta per meter persegi atau tumbuh 4,2 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Secara umum, seperti dipublikasikan dalam hasil riset Cushman & Wakefield Indonesia terbaru, selama kuartal I-2016 pasar apartemen di kawasan Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan bekasi (Jadebotabek) tetap stabil jika dibandingkan dengan performa tahun lalu.
Tingkat penjualan kumulatif kondominium eksisting di Jabodetabek tercatat 98,2 persen, sedikit turun 0,1 persen per kuartal.
Penurunan juga terjadi pada segmen tingkat hunian sebesar 2,0 persen dibanding kuartal IV-2015, menjadi 64,6 persen.
Demikian halnya dengan tingkat pra-penjualan yang tercatat hanya 63,6 persen atau turun 0,3 persen dari Desember 2015 dan 0,2 persen dari tahun lalu.
Penurunan angka pra-penjualan ini meninggalkan sisa 72.593 unit yang belum terserap pasar.
Berdasarkan segmen, tingkat pra-penjualan kondominium kelas menengah-bawah tercatat 59,0 persen, menengah atas 66,6 persen, menengah atas 60,1 persen, dan kelas atas 74,6 persen.
Sementara, tingkat penjualan dari proyek apartemen bersubsidi (rusunami) naik sekitar 0,3 persen, dari 98,8 persen pada kuartal sebelumnya menjadi 99,1 persen, dengan tingkat hunian sebesar 74,6 persen, dan tingkat pra-penjualan 56,3 persen.
Tren Pasokan
Pada kuartal ini, total pasokan kumulatif apartemen terbangun di Jakarta tercatat sebanyak 172.658 unit, naik 5,8 persen per kuartal dan 23,8 persen per tahun.
Pada periode yang sama tahun lalu 15 proyek baru diluncurkan ke pasar, sementara tahun ini sebanyak 21 proyek. Proyek-proyek ini menambah total pasokan Jadebotabek menjadi 199.406 unit.
Proyek-proyek kelas menengah-bawah mendominasi sebanyak 75,1 persen dari total proyek mendatang yang baru diluncurkan. Hal ini diikuti proyek-proyek properti kelas menengah (11,6 persen), kelas menengah-atas (10,0 persen), dan kelas atas (3,3 persen).
Penulis: Hilda B Alexander