TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berawal sering mendatangi berbagai pameran di dalam maupun luar negeri, membuat Guntoro Rusli terjun ke dunia usaha kerajinan tangan.
Pada April 2009 dan hanya bermodal Rp 40 juta, Guntoro mulai merintis usahanya dengan membuat cotton ball light atau lampu hiasan yang dapat dipasang di kamar maupun ruang tamu.
Saat itu, Ia merekrut tiga orang karyawan dan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK di lingkungan tempat usahanya di Simo Gunung, Surabaya.
"Uang modal Rp 40 juta untuk beli bahan-bahan, paling banyak untuk membeli lampu, kemudian juga untuk membayar karyawan" tutur Guntoro saat ditemui pada acara pameran Inacraft di JCC, Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Produksi pertama pada waktu itu, kata Guntoro, sebanyak 400 buah dalam sebulan yang kemudian dijual di pusat perbelanjaan di Surabaya, dimana respons masyarakat cukup baik dan produknya habis dalam dua bulan dengan harga Rp 95 ribu per set.
Seiring berjalannya waktu, Guntoro memutuskan untuk menutup empat tokonya, bukan karena tidak menjanjikan tetapi ingin lebih fokus sebagai suplayer dan penjualannya ke masyarakat melalui reseller.
"2012 saya tutup toko semuanya dan produk ini tidak dijual eceran, saya ikut pameran juga untuk mencari reseller, jadi khusus di pameran ini saja jual eceran," ucap mantan pelaut sebelum terjun ke dunia usaha.
Berbagai produk mulai Ia kerjakan bersama 19 karyawan saat ini, mulai dari lampu hias hingga rak multi fungsi. Dimana dalam sebulan kini, usaha Gunturo yang sudah berbentuk CV Multicfatindonesia mampu produksi lima ribu produk.
"Omzetnya itu, berhubung tahun lalu ekonomi juga lagi kurang bagus, jadi sebulan hanya dapat Rp 100 juta, mudah-mudahan ekonomi tahun ini lebih baik," tutur Guntoro.