TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Perusahaan layanan internet terkemuka Yahoo melaporkan kerugian sebesar 99 juta dollar AS pada kuartal I-2016 dibandingkan laba 21,2 juta dollar AS pada periode yang sama tahun lalu.
Akibat kerugian ini, Yahoo pun mencari investor potensial untuk membeli saham raksasa internet ini.
Selain penurunan laba, Yahoo juga membukukan penurunan pendapatan sebesar 11,6 persen menjadi 1,08 miliar dollar AS pada kuartal I-2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meskipun demikian, kinerja pendapatan ini lebih baik dari prediksi analis.
Seusai mengumumkan kinerja keuangannya, saham Yahoo pada perdagangan di bursa saham Wall Street sontak merosot.
Pada Februari 2016, Yahoo menyatakan tengah mencari investor baru guna memperkuat bisnis internetnya.
"Rencana kami pada tahun 2016 adalah melakukan permulaan yang solid, sejalan dengan langkah kami untuk terus fokus mendorong efisiensi, menekan biaya, dan memperbaiki pertumbuhan jangka panjang," ujar CEO Yahoo Marissa Mayer.
Mayer pun menuturkan, Yahoo sudah memiliki alternatif strategis yang potensial.
Verizon, YP Holdings, dan perusahaan ekuitas privat TGP dikabarkan sudah mengutarakan minatnya untuk menjadi investor Yahoo.
Dalam beberapa tahun terakhir, Yahoo berusaha untuk tetap bertahan pada perubahan lanskap iklan di internet.
Beberapa analis menyatakan, Yahoo tampaknya telah gagal untuk tetap relevan di beberapa pasar utamanya.
Investor Yahoo, Starboard Value, telah mengajukan usulan perombakan direksi Yahoo.
Yahoo pun telah mengumumkan niatan untuk mencari pembeli potensial terhadap bisnis intinya setelah gagalnya rencana menjual saham kepada raksasa e-commerce China, Alibaba.(Sakina Rakhma Diah Setiawan/Kompas.com)