TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mungkin Anda termasuk salah satu orang yang khawatir dengan masa depan dan hari tua.
Anda mungkin kerap memikirkan masa-masa pensiun, saat raga sudah tidak bisa bekerja mendatangkan uang kelak.
Saat sudah masuk masa itu, siapa yang akan membiayai kalau Anda sakit dan terpaksa dirawat di rumahsakit? Bagaimana dengan kehidupan sehari-hari dan keluarga?
Apakah mereka akan baik-baik saja, mendapatkan penghidupan yang layak?
Konon, kekhawatiran ini begitu menghantui, sampai-sampai ada yang tidak nyenyak tidur memikirkannya.
Tapi, nyatanya, tidak banyak orang yang sudah benar-benar mempersiapkan kebutuhan keuangan untuk masa pensiunnya.
Asal tahu saja, sekitar satu di antara tiga orang Indonesia belum menyiapkan jaminan kesejahteraan masa depan di saat pensiun.
Hal ini terungkap dalam survei The Power of Protection, Confidence in The Future yang dilakukan HSBC.
Selama Oktober sampai November 2015, HSBC melakukan survei ini di 12 negara, termasuk Indonesia.
Steven Suryana, Senior Vice President and Head of Wealth Management HSBC Indonesia, mengatakan, survei di Indonesia dilakukan terhadap 1.000 orang responden.
Para responden itu bukan nasabah HSBC.
Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 64 persen mengkhawatirkan kesehatan fisik mereka di masa depan dan 54 persen khawatir tentang kesehatan finansial mereka.
Selain itu, 43 persen cemas pada kualitas hidup masa tua.
Kesehatan menjadi perhatian terbesar karena responden meyakini gangguan kesehatan akan berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan.