TRIBUNNEWS.CM, JAKARTA -- PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) memberikan kompensasi sosial kepada lebih dari 700 orang petani dan buruh tani terdampak PLTU Batang, Kamis (28/4/2016) di Kantor Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Kegiatan ini telah dilakukan untuk kedelapan kalinya dan masih akan dilakukan hingga Januari 2017.
Kompensasi sosial diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi bagi petani terdampak. “Untuk solusi jangka panjang, kami sedang menyiapkan lahan garapan pengganti yang akan segera diselesaikan,” ujar Mohammad Effendi, Presiden Direktur BPI dalam rilisnya.
Lebih jauh lagi, ia berharap masyarakat Batang dapat memperoleh manfaat lebih besar dengan kehadiran PLTU.
“Kami tentunya juga akan menyerap tenaga lokal dan mendukung hadirnya sentra-sentra ekonomi baru untuk mendukung kegiatan PLTU,” jelas Effendi lebih lanjut.
Effendi menambahkan, untuk mendukung konstruksi dan operasional PLTU, juga akan dibangun jetty untuk pelabuhan sementara bongkar muat peralatan konstruksi dan bongkar muat batu bara.
“Pembangunan jetty telah direncanakan sejak awal, seperti yang sudah disepakati bersama PLN dan tercantum dalam PPA, demikian juga dengan Pemeritah Provinsi dan dicantumkan dalam Ijin Lingkungan,” jelas Effendi.
Menurut Effendi, masyarakat tidak perlu cemas dengan isu lingkungan karena pembangunan jetty akan disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat sehingga akan meminimalkan pencemaran lingkungan, ataupun mengganggu aktivitas masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai nelayan.
“Kami berkomitmen untuk menjaga ekosistem dan lingkungan di sekitar proyek, sehingga keberadaan PLTU tidak merugikan masyarakat,” jelas Effendi.
Proses pembangunan PLTU dinilai Effendi sejauh ini berjalan lancar dengan dukungan pemerintah.
“Kami bersyukur dengan dukungan pemerintah sehingga proses pembangunan bisa berjalan lancar. Kami juga berkomitmen sama dengan pemerintah untuk dapat segera menyelesaikan konstruksi sehingga PLTU dapat beroperasi dan menjadi solusi kebutuhan listrik nasional,” jelas Effendi.