TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas menyatakan, jumlah uang palsu yang beredar mengalami peningkatan.
Adapun upaya pemberantasan dan tindak pencegahan uang palsu dilakukan bank sentral bersama dengan kepolisian.
"Uang palsu ada peningkatan jumlah. BI mencatat terakhir ditemukan oleh polisi ada 18.000 lembar. Sudah tertangkap orangnya," kata Ronald di Jakarta, Jumat (3/6/2016).
Kerjasama BI dengan kepolisian untuk menjerat pelaku pengedar uang palsu dengan hukuman pidana, kata Ronald, dimaksudkan untuk memberikan efek jera.
Selain itu, bank sentral juga bekerjasama dengan pengadilan untuk meningkatkan hukuman.
Ronald menjelaskan, daerah penemuan uang palsu terbesar di Pulau Jawa.
Adapun peningkatan peredaran uang palsu diakui Ronald mengalami peningkatan antara 13 hingga 15 persen dan terjadi setiap tahun.
"Tiap tahun memang ada peningkatan, umumnya 13 sampai 15 persen," kata Ronald.
Untuk mencegah meluasnya peredaran uang palsu, Ronald menyatakan bank sentral selalu mengedukasi dan melakukan sosialisasi Cikur atau Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah.
Selain itu, bank sentral juga mensosialisasikan metode 3D alias Dilihat, Diraba, dan Diterawang.
"Kalau lihat uang di pojok kanan ada dicetak dengan tinta khusus. Paling gampang kita kenali benang pengaman dan kertasnya biasanya agak kasar," ujar Ronald.(Sakina Rakhma Diah Setiawan)