Apalagi saat ini persaingan bisnis kuliner di Kota Semarang sangat ketat sehinggia harus cerdas menjaga kualitas produk bandeng olahannya.
“Produk kami tidak menggunakan pengawet buatan, tapi pakai yang alami, yaitu kunyit asli,” ungkapnya.
Keistimewaan bandeng presto olahannya adalah menggunakan bungkus daun pisang.
Alasannya, karena dapat membuat rasa bandeng jauh lebih enak dan sehat jika dibandingkan menggunakan pembungkus aluminium foil.
Sejauh ini, distribusi produk bandeng olahannya meliputi seputar Semarang, Bali, Surabaya, Jakarta.
Bandeng presto buatannya dibanderol seharga Rp 70 ribu per kg. Usahanya kini dibantu 14 karyawan dan 16 sales keliling.
Selain pasar lokal, pangsa mancanegara tampaknya juga mulai terbuka. Beberapa konsumen dari Malaysia dan Brunei Darussalam seringkali datang dan memesan bandeng olahan.
Untuk mendukung usahanya, pensiuanan PNS ini rajin mengikuti seminar, pameran, dan pelatihan.
Tak jarang, ia diikutsertakan dalam lomba oleh pemerintah provinsi. Prestasi terbaik yang pernah diraihnya adalah Juara Lomba Optimalisasi Produk Perikanan 2004.
“Saat itu, penghargaan langsung diberikan oleh Presiden Megawati,” ujarnya bangga.
Apalagi dengan era digital seperti sekarang ini membuatnya lebih leluasa memasarkan produk. Bahkan sejak Oktober 2015 lalu ia menjadi UMKM binaan Telkom.
Menurutnya banyak keuntungan menjadi binaan Telkom, selain bisa mendapat bantuan komputer ia juga memperoleh pembelajaran memasarkan barang melalui sistem online.
Manager Bisnis Suport PT Telkom Indonesia Tbk Regional IV, Taryoko Lanjar mengatakan pihaknya memberikan bantuan kepada UMKM berupa program kemitraan dan bina lingungan.
Pada tahun lalu program Bina Lingkungan telah terlasurkan dana CSR sekitar Rp1 miliar.
Selain itu, pihaknya juga menyediakan layanan jualan online yakni Belanja.com. Lewat situs tersebut, para UMKM bisa memasarkan produknya secara gratis.
Bahkan Telkom saat ini tengah berupaya membuat situs jualan online yang lebih pribadi per user.
"Dalam proses go online ini, bu Darmono dibantu oleh 2 orang mahasiswi Telkom University, Junia dan Banik," ujar Taryoko (TRIBUNJATENG/WAN)