News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dari Terminal 3 Ultimate, Garuda Bakal Terbangi Yogya, Solo dan Semarang

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah penampakan ruang tunggu eksekutif yang berada di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Banten, Minggu (12/6/2016). Proses pembangunan yang sudah mencapai 90% ini akan segera digunakan untuk sejumlah penerbangan Garuda Indonesia rute domestik guna melayani para pemudik lebaran. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang direncanakan dapat beroperasi pada 20 Juni 2016. Maskapai Garuda Indonesia akan menempati fasilitas terminal baru tersebut.

Vice President Ground Service Garuda Indonesia Pikri Ilham K menjelaskan, maskapai plat merah tersebut akan memindahkan 3 rute domestik dari Terminal 2F ke Terminal 3 Ultimate yaitu rute Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Solo, dan Jakarta-Semarang.

"Mungkin dengan 2-3 destinasi," ujar Pikri Ilham K, Vice President Ground Service Garuda Indonesia saat simulasi operasional Terminal 3 Ultimate, Bandara Soetta, Tanggerang, Minggu (12/6/2016).

Ketiga destinasi tersebut dipilih karena volume penerbangan yang relatif kecil dibandingkan penerbangan lainnya.

Pikri menilai, terlalu berisiko menempatkan penerbangan dengan volume yang padat saat operasional perdana.

"Kami lagi coba menghitung yang risikonya paling kecil, yang penerbangannya sedikit," ujarnya. Rencananya dalam pelayanan 3 destinasti tersebut Garuda akan membuka 5 counter check in dan membuka 3 pintu ruang tunggu menuju pesawat.

"Tiga destinasi, terdapat 23 penerbangan dalam sehari. Setidaknya ada sekitar 4.000 penumpang per hari yang menggunakan fasilitas Terminal 3 Ultimate," tambahnya.

Menurut dia, sebanyak 4.000 penumpang itu merupakan 25 persen dari kapasitas per hari 35.000 penumpang di terminal 2F. Melihat tahapan pembangunan Terminal 3 Ultimate yang belum selesai, dengan itu Garuda memindahkan operasional secara bertahap.

"Kalau semua belum ready dan pekerja masih banyak, kan hazard, bayangkan pekerja masih banyak, peralatan yang membahayakan masih banyak, kalau masif, pengamanannya bagaimana," jelas Pikri.(Pramdia Arhando Julianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini