TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU- Maskapai penerbangan anak perusahaan Sriwijaya Air, Nam Air tidak akan menambah penerbangan pada musim mudik dan arus balik Lebaran 2016 di rute Pekanbaru-Medan pergi pulang.
Dengan demikian, layanan di rute itu pada musim mudik nanti tetap satu kali sehari.
"Untuk frekuensi, belum ada penambahan dan masih sesuai skedul dan jam yang sama. Jadi, kami tidak ada penambahan selama periode Lebaran kali ini," kata Kepala Perwakilan Siriwijaya Air Cabang Pekanbaru, Darwis Monteski, Kamis (16/6/2016).
Menurutnya, keterbatasan jumlah pesawat masih menjadi alasan utama.
Saat ini Nam Air mengoperasikan 10 pesawat dan mayoritas jenis Boeing 737-500 Winglet konfigurasi 120 kursi, terdiri 8 kelas bisnis dan 112 kelas ekonomi dengan sedikitnya 25 rute terbang.
Sedangkan penambahan pesawat, baru akan terealisasi pada tahun 2018 dengan mempercayakan armada pesawat baru buatan dari perusahaan milik BJ Habibie, sebagai bentuk dukungan terhadap produk dalam negeri.
NAM Air bakal memiliki 100 unit pesawat jenis pesawat R-80 buatan PT Regio Aviasi Indonesia (RAI) milik Mantan Presiden BJ Habibie. Saat ini pesawat masih dalam tahap produksi setelah desain menyangkut spesifikasi dan kemampuan selesai dikerjakan.
"Karena flight kita yang sekarang ini cukup panjang. Seperti dari Pekanbaru ke Medan, lalu Medan ke Batam, Batam ke Jambi dan Jambi menuju Jakarta sehingga tidak memungkinkan kami membuat extra flight dengan satu unit pesawat yang sama," ucap Darwis.
Empat maskapai, sejak akhir bulan lalu telah mengajukan sebanyak 52 penerbangan tambahan selama musim mudik Lebaran 2016 untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Hemi Pamurahardjo mengatakan empat maskapai tersebut yakni PT Indonesia AirAsia, PT Indonesia AirAsia Extra, PT Garuda Indonesia Tbk dan PT Batik Air. "Pengajuan extra flight ini sudah diberikan selama masa mudik Lebaran," katanya.
Rinciannya yakni AirAsia Indonesia sebanyak dua frekuensi dalam satu rute, AirAsia Extra empat frekuensi dalam dua rute, Garuda Indonesia 14 frekuensi dalam empat rute dan Batik Air 32 frekuensi dalam 21 rute.
Dia menyebutkan rute-rute tersebut seperti contohnya Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Surabaya, Padang-Jakarta dan sebagainya.
Kementerian Perhubungan telah memprediksi transportasi udara mengalami kenaikan tertinggi dibandingkan seluruh moda yakni mencapai 7,62 persen menjadi 4,6 juta penumpang pada Lebaran tahun ini dari 4,3 juta penumpang dari Lebaran tahun lalu.
Kenaikan pengguna moda transportasi udara dinilai karena kondisi ekonomi masyarakat kelas menengah meningkat sehingga beralih dari moda darat dan kereta.