TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Tahun 2015 menjadi tahun penuh tantangan karena perekonomian dalam negeri dan global melambat. Efeknya, bisnis jasa transportasi juga ikut mengkerut.
Ini juga dirasakan PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk, perusahaan transportasi taksi dan charter bus berbasis di Jakarta.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan & Luar Biasa yang digelar di Jakarta, Selasa (21/6/2016), perseroan mengumumkan pendapatan tahun buku 2015 sebesar Rp165 miliar.
Angka ini turun cukup signifikan dibanding pendapatan yang diraih selama 2014 sebesar Rp 240 miliar.
Di tahun buku 2016 ini WEHA berusaha memperbaiki kinerjanya. Antara lain dengan masuk ke bisnis taksi online.
Perseroan akan mengoptimalkan pengoperasian armada taksinya melalui kerjasama dengan perusahaan aplikasi taksi online.
Sementara, di divisi bus pariwisata dan shuttle bus antarkota, perseroan akan melakukan peremajaan armada secara bertahap.
"Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan kualitas pelayanan transportasi roda empat dan menjawab kebutuhan masyarakat," kata Edgar Surjadi, Direktur WEHA Transportasi Indonesia Tbk dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribun, Rabu (22/6/2016)
Edgar menjelaskan, ke depan efisiensi biaya dan penjualan aset non-produktif juga dilakukan di semua lini usaha.
Dari segi pemasaran, perseroan akan melancarkan strategi yang menyasar jalur e-commerce dan mobile application.
Proyek mobile application pertama akan diaplikasikan pada anak usaha PT Day Trans dan mulai dikenalkan ke publik awal Juni 2016.
"Ini sebagai langkah taktis guna meningkatkan penjualan di segmen ritel," katanya.
Menurut Edgar, persaingan bisnis transportasi, terutama sejak maraknya taksi berbasis aplikasi online memberi pengaruh besar pada pendapatan di bisnis taksi perseroan.
Tahun ini perseroan menetapkan target pendapatan Rp 170 miliar, atau naik tipis dari target di tahun buku 2015 sebesar Rp 165 miliar.
"Faktor keadaan ekonomi yang belum pulih sepenuhnya menjadi alasan perseroan tidak terlalu agresif dalam penetapan target tahun ini," sebut Edgar.
Belanja modal
Terkait belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini, Edgar menyatakan perseroan menetapkan capex sebesar Rp 18,9 miliar.
Dana tersebut akan dipakai untuk peremajaan unit bus pariwisata dan shuttle antarkota dengan membeli armada baru sebanyak 20 unit yang akan dilakukan bertahap.