TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (persero) tetap mengikuti tender Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa I di Muara Tawar, Bekasi. Perseroan masih berniat investasi pada pembangkit listrik dengan kapasitas 2x800 megawatt (MW).
“Ya, kami (Pertamina) akan terus (ikut tender)," ujar Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soejipto, Jumat (24/6/2016).
Dwi memaparkan Pertamina tidak ragu, meskipun pada proses lelang tersebut PT PLN (Persero) mengubah skema penyediaan energi primer. Dalam hal ini, bukan gas milik dari Pertamina yang digunakan untuk pembangkit tersebut.
“Tidak apa-apa," kata Dwi.
Perubahan skema uang dimaksud, semula penyediaan energi primer dilakukan produsen listrik swasta (independent power producer /IPP) pemenang tender. Namun sekarang PLN yang menyediakan gas untuk pembangkit.
"Kami nanti lihat gas dari PLN kompetitif atau tidak," ungkap Dwi.
Untuk membangun pembangkit tersebut, Pertamina telah menyiapkan dana investasi 2 miliar dollar AS. Investasi tersebut sudah termasuk pembangunan unit penyimpanan dan regasifikasi gas terapung (floating storage regasification unit /FSRU). Untuk kebutuhan dana sebesar 70 persen akan berasal dari pinjaman, sedangkan 30 persen sisanya merupakan ekuitas perseroan.
PLN mengubah konsep lelang, hanya beberapa waktu sebelum lelang dibuka pada 25 Juli 2016. Atas perubahan tersebut, Pertamina sempat melayangkan surat kepada PT Perusahaan Listrik Negra (PLN), pada 13 Mei 2016.
Pertamina keberatan jika PLN memutuskan untuk mengubah skema lelang, karena persiapan konsorsium untuk mengikuti lelang pembangkit berikut dengan pasokan gasnya akan ikut berubah, terlebih Pertamina sudah menggandeng Total Gas.
Pertamina memang telah mempersiapkan diri mengikuti lelang tersebut. Pertamina juga telah membentuk konsorsium dan bertindak sebagai ketua. Dalam konsorsium tersebut, Pertamina menggandeng Marubeni Corporation, General Electric sebagai penyedia teknologi, serta Total Gas & Power untuk membantu sebagai pemasok gas.