News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Imbas Konflik di Timur Tengah, Pendapatan Mesir dari Terusan Suez Anjlok Rp113 Triliun

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terusan Suez di Mesir sepi pelayaran dalam dua bulan terakhir, kapal-kapal takut melintas karena tak mau ditembak oleh militan Houthi di Laut Merah.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, KAIRO – Pendapatan Mesir dari Terusan Suez dilaporkan menurun hingga 60 persen atau sekitar 7 miliar dollar AS setara Rp 113 triliun (kurs Rp 16.273) imbas ketegangan konflik di Timur Tengah.

Juru bicara kepresidenan Duta Besar Mohamed El-Shennawy mengungkapkan bahwa Terusan Suez mengalami penurunan pendapatan yang drastis bila dibandingkan dengan tahun 2023.

“Mesir kehilangan hampir 7 dolar AS miliar pada tahun 2024 karena berbagai peristiwa yang terjadi di Laut Merah dan wilayah Bab el-Mandeb, yang telah secara signifikan mengganggu lalu lintas navigasi melalui terusan tersebut dan berdampak pada perdagangan global,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Penurunan ini disebabkan oleh ketidakstabilan yang sedang berlangsung di Laut Merah, buntut serangan brutal milisi Houthi Yaman terhadap sejumlah kapal kargo mitra yang terafiliasi dengan Israel.

Baca juga: Mesir Sebut Pendapatan Terusan Suez Turun 6 Miliar Dolar Akibat Ketegangan Regional

Adapun konflik Laut Merah pertama kali pecah pada November lalu tahun lalu, Pejabat Houthi beranggapan blokade dan penyerangan yang mereka lakukan adalah bentuk protes atas agresi Israel di Gaza, Palestina.

Namun akibat serangan ini jalur perdagangan paling kondang di dunia Terusan Suez mulai ditinggalkan, ratusan kapal dagang mulai menangguhkan semua perjalanan menuju Terusan Suez dengan alasan keselamatan.

Sebagai informasi Terusan Suez sendiri merupakan salah satu jalur perdagangan via laut paling penting di seluruh dunia. Terletak di Mesir dengan panjang 193 km, rute ini dapat menghubungkan Laut Mediterania ke Laut Merah kapal.

Dengan rute tersebut kapal dagang internasional pengangkut minyak dan barang bisa memangkas waktu pelayaran, karena tak perlu lagi memutar jalan hingga ke Benua Afrika.

Pasca ketegangan di Laut Merah memanas, pemerintah Mesir mengumumkan bahwa pendapatan negaranya saat ini tengah terancam dampak dari turunnya pemasukan dari kanal Terusan Suez, membebani keberlanjutan perdagangan global.

Lantaran beberapa kapal menghindari terusan ini untuk melindungi diri dari serangan rudal dan pesawat tak berawak militan Houthi. Sebagai gantinya beberapa perusahaan pelayaran mengalihkan kapal mereka dari Terusan Suez, ke  Tanjung Harapan yang jauh lebih panjang. 

Apabila perubahan jalur terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama, hal ini tentunya  dapat memicu peningkatan inflasi, kenaikan biaya logistik laut berpengaruh pada pembentukan harga pangan dan energi baik di tingkat produsen maupun konsumen.

Untuk menggenjot pendapatan negara Presiden juga diberi pengarahan tentang langkah-langkah yang diambil oleh SCA untuk memodernisasi armada penangkapan ikan sesuai dengan spesifikasi dan standar internasional, dengan mengandalkan sistem teknologi canggih terkini.

Dalam hal ini, Presiden Mesir El-Sisi memerintahkan untuk terus berupaya menyelesaikan proyek pengembangan terusan guna menyediakan layanan navigasi terbaik dan meningkatkan peran terusan sebagai pilar fundamental gerakan perdagangan global.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini