News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Inggris Keluar dari Uni Eropa

Perdagangan Indonesia-Inggris Bisa Saja Dilakukan Meski Tidak Melalui Uni Eropa

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Bambang Soemantri Brodjonegoro, dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kepergian Inggris dari Uni Eropa memberi dampak pada alur perdagangan Indonesia dengan negara yang tergabung dalam Uni Eropa.

Apalagi saat ini Indonesia tengah merundingkan kerja sama perdagangan dengan Uni Eropa dalam skema European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (UE-CEPA).

"Memang Inggris adalah negara utama di Eropa untuk perdagangan dengan Indonesia setelah Prancis dan beberapa negara lain. Pengaruhnya mungkin ada," ujar Darmin.

Meski demikian, Darmin menilai bahwa melemahnya perdagangan justru akan terjadi antara Inggris dengan Uni Eropa. Sedangkan perdagangan yang dilakukan Indonesia dengan Inggris bisa saja dilakukan walaupun tidak melalui Uni Eropa.

Perlakuan khusus yang diberikan negara-negara Uni Eropa terhadap perdagangan dengan Indonesia pun bisa didapatkan meski Inggris sudah tidak berada dalam Uni Eropa.

"Memang kita jadi tidak mendapatkan pelakuan yang sama (dalam Uni Eropa), tapi kita bisa buat negara mereka (Inggris)," kata dia.

Sementara Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai keinginan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) tidak berdampak langsung pada kinerja pasar modal Indonesia.

"Saya rasa dampak Brexit tidak langsung dan tidak signifikan," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio.

Ia mengatakan bahwa dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa masih harus dicermati secara menyeluruh, apabila tidak ada perubahan drastis terhadap perekonomian global, maka efek negatifnya tidak akan terasa.

"Harus dilihat seberapa besar negara-negara Uni Eropa itu terganggu kalau Inggris jadi keluar," katanya.

Menurut dia, negara-negara yang akan terkena efek negatif langsung adalah negara seperti Yunani. Ini karena ketika Inggris masuk ke Uni Eropa, negara itu yang merasakan dampak positifnya, yakni mata uangnya meningkat.

Namun, Tito Sulistio mengakui referendum Inggris tersebut memang sempat mempengaruhi bursa global dalam beberapa hari terakhir. Jadi, kewaspadaan tetap harus dijalankan.

"Brexit bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia terkait hubungannya dengan negara-negara di ASEAN. Harus ada kesepahaman antara sesama anggota ASEAN untuk saling menguntungkan. Munculnya referendum itu karena Inggris merasa untung jika berjalan sendiri," lanjut Tito. (tribun/rep)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini