TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mempertahankan harga Bahan Bakar Khusus (BBK) jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan juga Pertalite.
Di sisi lain, harga Dexlite turun Rp300 per liter menjadi Rp6.450 menyusul cukup positifnya tingkat penerimaan masyarakat akan bahan bakar tersebut.
"Ketetapan harga tersebut berlaku terhitung mulai pukul 00.00 tanggal 1 Agustus 2016," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, Minggu (31/7/2016).
Wianda menjelaskan alasan menurunkan harga BBM selain Dexlite tidak turun karena pergerakan harga dan kurs yang terjadi tidak signifikan. Saat ini nilai tukar rupiah mengalami penguatan, namun harga minyak dunia perlahan ikut naik.
"Pertamina memutuskan mempertahankan harga Pertamax Series plus Pertalite," kata Wianda.
Sebagai contoh, Harga Pertamax di Jakarta dan sekitarnya bertahan di posisi Rp7.350 per liter, sedangkan Pertamina Dex di wilayah ini juga tetap di posisi Rp8.100 per liter. Adapun, di wilayah lainnya, seperti di Jawa Timur kedua jenis bahan bakar tersebut masing-masing dibanderol di Rp7.450 dan Rp8.200 per liter.
“Dipertahankannya harga ini juga bentuk dari apresiasi terhadap konsumen yang loyal memanfaatkan produk-produk Pertamina yang konsumsinya terus meningkat," jelas Wianda.
Wianda menyebutkan BBM jenis Pertamax dan Pertalite pangsa pasarnya kini mencapai 30 persen terhadap seluruh produk bensin Pertamina. Demikian juga untuk Dexlite yang telah mengambil pasar Solar di SPBU yang telah menjual Dexlite sekitar 15 persen.
Terkait dengan Dexlite, lanjutnya, Pertamina menurunkan harga bahan bakar yang baru diluncurkan April lalu tersebut sebesar Rp300 per liter. Dengan demikian, Dexlite di 289 SPBU yang telah menjualnya kini ditetapkan seharga Rp6.450 per liter dari semula Rp6.750 per liter.
“Kami sangat bangga dengan penerimaan konsumen terhadap produk-produk baru Pertamina, seperti Pertalite dan Dexlite yang langsung dapat merebut perhatian konsumen sehingga pangsa pasarnya tumbuh signifikan dalam waktu relatif singkat," kata Wianda.(*)