TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- PT Acset Indonusa Tbk ingin menancapkan jejak lebih dalam di pembangunan proyek jalan tol. Itu sebabnya, perusahaan konstruksi di Grup Astra ini mengincar kontrak proyek pembangunan jalan tol Pulau Jawa.
Rencana kali ini bakal berbeda dengan aksi Acset Indonusa sebelumnya.
"Kalau ini dapat, ini kontraktor penuh yang pertama," terang Jeffrey Gunadi Chandrawijaya, Vice President Director PT Acset Indonusa Tbk, Selasa (2/8/2016).
Sebelumnya Acset Indonusa sudah mengempit konstruksi proyek tol Mojokerto-Kertosono dengan cara menjadi subkontraktor dari sister company yakni PT Astratel Nusantara.
Tugas perusahaan itu membangun gerbang dan kantor di gerbang jalan tol.
Hanya saja, Acset Indonusa belum mau berbagi banyak cerita mengenai tender proyek tol anyar yang sedang dibidik.
Perusahaan berkode saham ACST di Bursa Efek Indonesia itu hanya memastikan akan menggandeng mitra bisnis lewat skema kerjasama operasional (KSO) atawa joint operation (JO).
Itu adalah strategi mereka agar bisa memenangkan tender proyek dengan nilai besar. "Kalau kami mau ambil proyek infrastruktur logikanya harus JO tidak mungkin sendiri," ujar Jeffrey.
Dalam skema KSO nanti, Acset Indonusa tak bersikukuh harus menjadi pemegang saham terbesar. Kalau nanti sang mitra bisnis ternyata memiliki kemampuan teknis yang lebih besar, mereka siap mengempit porsi saham lebih kecil dalam KSO.
Asal tahu, KSO buka skema kerjasama baru bagi Acset Indonusa.
Perusahaan itu tercatat sudah menjalin KSO dengan mitra bisnis asal China, yaitu PT China Sonangol Media Investama.
KSO Acset Indonusa dan China Sonangol membangun gedung bertingkat setinggi 59 lantai. Rencana pembanguna proyek selama tiga tahun.
Dengan porsi kepemilikan 45%, Acset Indonusa mencatatkan kontrak baru senilai Rp 1,8 triliun dari proyek itu.
Hingga ini KSO dengan China Sonangol baru sebatas berkontribusi terhadap perolehan kontrak baru.