TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permintaan semen di tahun 2016 meningkat seiring kebijakan Pemerintah Joko Widodo.
Senior Advisor Asosiasi Semen Indonesia Ery Susanto Indrawan mengatakan permintaan semen pada tahun 2015 sebesar 62 juta ton.
Kemudian pada tahun 2016 terjadi peningkatan permintaan sebanyak 65 juta ton.
"Kenaikan permintaan sebesar lima persen tidak luput dari kebijakan pemerintah untuk mempercepat infrastruktur jalan, pelabuhan dan dermaga," kata Ery dalam diskusi 'Dibalik Polemik Pembangunan Pabrik Semen' di kawasan Kuningan, Jakarta, Minggu (7/8/2016).
Sementara, kata Ery, Indonesia masih melakukan impor semen sebanyak dua juta ton.
Ia berharap pembangunan pabrik semen membuat pemerintah tak perlu mengimpor dari negara lain. "Kebutuhan domestik dipenuhi industri dalam negeri," ujarnya.
Ia menilai pembangunan pabrik semen melalui sejumlah aturan yang harus dipenuhi.
Contohnya, Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Ery menuturkan pembangunan pabrik semen sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas.
Namun, lingkungan tetap terjaga dengan menggunakan teknologi yang dimiliki pabrik semen.
"Investasi pabrik semen yang sudah berjalan, pelaku industri, masyarakat dan pemerintah harus bijaksana," ujarnya.
Ia mencontohkan pembangunan pabrik semen di Sukabumi yang sudah selesai. Namun, sekelompok masyarakat menginginkan pabrik itu ditutup.
Ia pun meminta kasus tersebut dilihat secara bijaksana.
"Investasi sudah mau selesai lalu ditutup jadi preseden kurang baik," katanya.