News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wacana Kenaikan Harga Rokok Harus Diimbangi dengan Harga Jual Tembakau

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang petani tembakau tengah melakukan proses topping disebuah lahan tembakau yang tergabung dalam program Integrated Production System (IPS) di desa Sukowono Jember Jawa Timur (31/7). IPS adalah program kemitraan antara Sampoerna dengan petani melalui pemasok yang telah dijalankan sejak 2009 dan berhasil meningkatkan produktivitas, dari sebelumnya 1 ton per hektare menjadi 1,6 ton per hektare. TRIBUNNEWS/HO

TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Para petani tembakau di Getasan, Kabupaten Semarang berharap wacana kenaikan harga rokok menjadi Rp 50.000 per bungkus juga diikuti kenaikan harga jual daun tembakau.

Pasalnya harga jual tembakau pada musim tanam tahun ini di Getasan terjun bebas.

"Kalau hasil panen juga dinaikkan, ya tidak apa-apa," kata Supriyo Tarsan, salah seorang petani tembakau didusun Tekelan, desa Batur, Kecamatan Getasan, saat dijumpai Sabtu (20/8/2016) siang.

Petani lainnya, Suwarto mengungkapkan, intensitas hujan yang tinggi membuat daun tembakau banyak yang rusak. Akibatnya, harga jual tembakau menjadi sangat murah.

Ia mencontohkan, harga tembakau basah untuk petikan pertama saat ini dihargai Rp 2.000 hingga Rp 4.000 per kilogram.

"Hujan di sini masih tinggi meskipun seharusnya masuk musim kemarau. Akibatnya banyak tembakau yang rusak, kamipun jadi malas memetik tembakau," kata Suwarto.

Guna menghindari kerugian yang lebih besar, Suwarto dan banyak petani tembakau lainnya akhirnya terpaksa mengeringkan daun tembakau.

Langkah ini sedikit mengurangi biaya, dibandingkan dengan menjual tembakau dalam bentuk rajangan. Tembakau utuh kering, lanjutnya, biasanya dibeli oleh pabrik cerutu.

"Tiap satu kilogramnya isi 10 daun, harganya Rp 8.000 sampai Rp 10.000. Kalau yang rajangan, tahun kemarin bisa sampai Rp 40.000 perkilonya," jelasnya.

Meski ada upaya untuk meminimalisasi kerugian, para petani tembakau ternyata masih menemui kendala lainnya. Yakni, ancaman penguningan daun sebelum pemetikan dan minimnya intensitas sinar matahari sehingga proses pengeringanan membutuhkan biaya ekstra.

"Biasanya kami menjemur tembakau sampai ke wilayah Kecamatan Suruh, jelas butuh ongkos ke sana. Kami hanya pasrah," pungkasnya.(Kontributor Ungaran, Syahrul Munir)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini