TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertengahan bulan September mendatang, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla akan berangkat ke New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri sidang Persatuan Bangsa-Bangsa.
Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), Nazir Foead, mengatakan dalam kunjungan ke New York, Jusuf Kalla juga akan menyempatkan diri menemui sejumlah investor untuk membahas soal potensi berinvestasi di lahan gambut Indonesia.
"Dan kita akan bicara ini program restorasi, kira-kira seperti ini yang disiapkan, dan akan mengundang para investor untuk restorasi gambut di Indonesia," ujarnya kepada wartawan, usai menemui Wakil Presiden RI, di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2016).
Dari jutaaan lahan gambut yang ada di Indonesia, BRG menangani sekitar 2,1 juta hektar di antaranya. Sedangkan yang berpotensi dijual ke investor, adalah sekitar 1 juta hektar untuk tahun ini.
Lahan seluas satu juta hektar itu bisa dimanfaatkan antara lain dengan cara diperbaiki, lalu kaborn yang dihasilkan digunakan untuk mengklaim dana bantuan dari Norwegia yang secara prinsip sudah dihibahkan ke pemerintah. Selain itu karbon tersebut juga bisa dijual ke negara-negara maju, yang menerapkan kebijakan perdagangan karbon.
Lahan gambut seluas satu juta hektar itu, juga bisa dimanfaatkan dengan cara ditanami tanaman produktif, seperti sagu, yang selain bisa dimanfaatkan hasilnya juga bisa dimanfaatkan emisi karbonnya.
"Kalau tepungnya diolah jadi produk jadi, mie sagu, udon, tu juga campuran indomie, itu juga tinggi sekali (potensinya)," terangnya.