TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direksi PT XL Axiata Tbk (EXCL) enggan memberikan komentar terkait rencana Axiata Group Berhad melepas 11 persen sahamnya di operator seluler Indonesia tersebut. Saat ini, Axiata memegang 66,4 saham di XL.
Seperti dikutip dari Bloomberg beberapa waktu lalu, rencana pelepasan saham XL ini membuat saham XL anjlok 4,9 persen pada Kamis (14/9/2016), atau terendah sejak Oktober 2015.
Mohamed Adlan, Chief Financial Officer (CFO) XL mengatakan kepada Kompas.com melalui pesan singkat bahwa terkait informasi mengenai pelepasan saham Axiata tersebut, XL belum bisa memberikan konfirmasi apapun.
"Kewenangan atas rencana atau kebijakan kepemilikan saham XL Axiata oleh Axiata Group ada pada managemen Axiata Group. Untuk menghindari spekulasi, silahkan menanyakannya langsung kepada Axiata Group,” kata dia.
Sebelumnya, menurut sumber Bloomberg, Axiata yang bermarkas di Kuala Lumpur ini membutuhkan dana segar untuk menalangi utangnya. Kompilasi data Bloomberg menyebutkan utang Axiata naik 55 persen sejak akhir 2014, dan mencapai 5,2 miliar dollar AS, hingga akhir Juni 2016.
Berdasarkan pernyataan tertulis Axiata, perusahaan memang meninjau ulang sejumlah opsi strategis untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Sejak pertengahan tahun lalu, Axiata sudah mempertimbangkan opsi menyeimbangkan portofolionya di semua anak usaha.
Grup Djarum?
Isu pelepasan saham XL oleh Axiata menimbulkan sejumlah rumor di pasar, yakni bahwa grup Djarum berminat untuk mengakuisisinya.
Sebelumnya, afiliasi grup Djarum yakni PT sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) mengakuisisi 2.500 menara telekomunikasi XL seharga Rp 3,56 trilliun.
Adlan tidak bersedia memberikan komentar ketika Kompas.com mengkonfirmasi rumor tersebut.
Diminta pendapat secara terpisah, Head of Research PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya mengatakan, kemungkinan besar yang akan terjadi bila 11 persen saham tersebut dilepas ke grup Djarum maka akan disinergikan dengan bisnis-bisnis sejenis di grup Djarum.
"Untuk dampak positif saya rasa potensinya banyak, grup Djarum sendiri kita tahu banyak lini bisnis di berbagai sektor. Jadi harapannya tentu bisa terjadi sinergi bisnis antara XL dengan lini usaha yang lain," tutur Edbert.
Namun, disamping itu, isu rencana pelepasan 11 persen saham Axiata ke Group Djarum ini mesti ditelaah lebih dalam lagi.
"Tentu yang harus kita telaah apa rencana yang dimiliki grup Djarum dengan mengambil sebagian kepemilikan tersebut," tutup Edbert.
Menjelang penutupan perdagangan saham akhir pekan, Jumat (16/9/2016), saham EXCL tertekan 0,75 persen di level 2.640. Sedangkan kompetitornya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 0,48 persen ke level 4.160. (Aprillia Ika, Iwan Supriyatna)