TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Pertamina
Hulu Energi (PHE) telah meluncurkan anjungan (platform) PHE-24 dari Cilegon.
Diperkirakan anjungan tersebut akan tiba di lepas pantai Bangkalan, Madura, dalam dua sampai tiga hari ke depan.
Anjungan ini akan menempuh perjalanan laut sekitar 6 hari sebelum ditambatkan di 50 mil lepas pantai Bangkalan, Pulau Madura.
Setelah peluncuran anjungan PHE-24, akan disusul peluncuran anjungan PHE-12 pada akhir September 2016 dan anjungan deck CPP-2 pada pertengahan Oktober 2016.
“Tahap pengembangan lapangan selanjutnya di wilayah kerja West Madura Offshore (WMO) akan dimulai pada tahun awal tahun 2018 melalui proyek EPCI-2 lapangan PHE-48 dan PHE-7," ujar President/GM PHE WMO Sri Budiyani, Rabu (21/9/2016).
Ketiga fasilitas produksi ini akan ditambatkan sekitar 55-70 meter di atas permukaan laut dan diharapkan bisa selesai terpasang pada akhir November 2016.
Untuk melengkapi fasilitas produksi tersebut juga telah dimulai penggelaran pipa bawah laut dengan panjang secara keseluruhan sekitar 19,5 km, untuk menyalurkan produksi minyak dan gas bumi dari lapangan PHE-12 dan PHE-24 (terintegrasi).
"Terlaksananya proyek EPCI-1, diharapkan kembali terjadi peningkatan produksi 5-7 ribu barel setiap tiga bulan hingga 5 tahun ke depan," kata Budiyani.
Budiyani berharap kegiatan EPCI-1 dapat diselesaikan pada Februari 2017, dan mulai memproduksikan minyak sekitar 1.000 BOPD sampai puncaknya 2.900 BOPD yang dicapai pada Mei 2017.
Untuk sumur gas bumi berproduksi 10 MMSCFD mulai Juni 2017 dan mencapai puncaknya 14,1 MMSCFD pada Juli 2017 sesuai target SKK Migas.
Setelah itu baru, penuntasan proyek EPCI-2 yang terdiri dari anjungan PHE-48 dan PHE-7.
"Laju penurunan alamiah di Blok WMO yang rata-rata mencapai 50-60 persen per tahun sampai dengan tahun 2015, maka mulai 2016 ini bisa ditahan hingga sekitar 10 persen,” kata Budiyani.