TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina EP anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di industri hulu migas siap mendukung ketahanan energi di Indonesia.
Hal ini ditunjukkan dengan Nota Kesepahaman antara PT Pertamina EP dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bidang Geologi di Wilayah Kerja PT Pertamina EP.
“Tujuan dari penandatanganan nota kesepahaman ini adalah untuk menegaskan komitmen dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi eksplorasi di bidang geologi khususnya terkait sumber daya minyak dan gas bumi,” ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial, Senin (26/9/2016).
Ego Syahrial menyampaikan jika dilihat dari sumber daya alam, Indonesia punya potensi cadangan sebesar 52 miliar barel migas, dimana masih ada lebih dari 50 persen yang belum optimal dipetakan.
Badan Geologi pada 2009 telah mengidentifikasi bahwa Indonesia memiliki potensi sebanyak 128 cekungan sedimen.
"Belum pernah kita survei seismik secara nyata. Kita akan lakukan penyelidikan di daerah untuk menambah kuota”, kata Ego.
Ego memaparkan negara butuh waktu antara dua sampai tiga tahun untuk penelitian kemudian dilelang. Setelah itu membutuhkan waktu sekitar 15 tahun untuk pengembangan.
“Identifikasi kita merata, di wilayah Timur dan remote area seperti hutan dan Offshore. Jadi daerah seperti itu yang akan kita lakukan untuk penelitian," jelas Ego.
Sementara itu, Presiden Direktur Pertamina EP Rony Gunawan, menyampaikan nantinya akan dilakukan penelitian oleh Badan Geologi ke seluruh wilayah kerja Pertamina EP di Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua.
“Potensi migas di Kawasan Timur Indonesia seperti di Papua cukup banyak. Data eksisting kami nanti ditambah dengan yang baru dari Badan Geologi, sehingga bisa kita sinergikan, tujuannya meningkatkan cadangan migas Indonesia," pungkas Rony.