Pembeli kemudian menggunakan VR set tersebut di ponselnya untuk memasuki pengalaman VR dengan toko mitra.
Beberapa perusahaan menggunakan Singles Day untuk mengungkap produk yang disesuaikan untuk konsumen China.
Mulai dari selai kacang Smuckers dan jelly diisi Oreo.
Tapi otoritas China memperingatkan Alibaba dan situs e-commerce China lainnya agar tidak ada penjualan palsu dalam ajang Singles Day tahun ini.
Asosiasi perdagangan bulan lalu menekan mendesak Perwakilan Dagang AS agar menempatkan Alibaba dalam "daftar perusahaan jahat" karena menjual barang bajakan.
Ma mengatakan, perusahaannya mencegah penjualan barang palsu dengan mengumpulkan data tentang pembeli dan penjual barang palsu dan melaporkan mereka ke polisi.
"Tahun lalu, melalui kerjasama dengan polisi, kami (menangkap) lebih dari 500 orang," kata Ma.
Singles Day ala Alibaba juga sedang diselidiki oleh Securities and Exchange Commission AS.
Sebelumnya banyak pihak mengkritik Alibaba yang dituding menggunakan gross merchandising volume (GMV) untuk mengukur penjualan pada acara blockbuster.
GMV menunjukkan jumlah total penjualan selama periode waktu tertentu, namun tidak memperhitungkan adanya pengembalian barang oleh konsumen, atau ketidakmampuan penjual memenuhi permintaan karena kehabisan barang.
Presiden Alibaba Michael Evans menolak berkomentar dengan alasan penyelidikan SEC sedang berlangsung.
Dia mengatakan, Singles Day sedang diaudit secara independen PricewaterhouseCoopers.
Namun pemeriksaan itu tidak mencegah merek-merek kelas dunia untuk berpartisipasi dalam Singles Day Alibaba.
Sebut saja Burberry, Apple dan Victoria Secret yang membuat debut mereka tahun ini, menyusul langkah Adidas dan Gap.
Sumber: CNN Money