News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ada Kepentingan Bisnis di Balik Revisi Proyek Listrik

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perkerja dengan pengaman yang minim sedang merapikan kabel listrik yang semerawut di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Minggu (6/7/2016).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-  Pemangkasan target mega proyek ketenagalistrikan dari 35.000 Megawatt (MW) menjadi 19.763 MW, yang pembangunannya berpusat di Pulau Jawa bukan tanpa alasan.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengaku, alasan ini karena permintaan di Jawa memang meningkat.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan, pembangunan ketenagalistrikan 19.763 MW memang berpusat di Pulau Jawa dan Bali.

Itu, sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2016-2026. "Iya, atas pertimbangan bisnis.

Kalau wilayah lain, bukan pertimbangan bisnis, tapi dari pertimbangan rasio elektrifikasi," kata dia, Rabu (16/11/2016).

Alasan pertimbangan bisnis yang utama adalah, agar produksi listrik di Jawa-Bali meningkat.

Ini mengingat supporting listrik di Jawa-Bali bukan hanya untuk rumah tangga, juga kebutuhan industri yang meningkat.

"Jadi wajar, penyebaran penduduk banyak di sini dan industri sebagian besar juga ada di Jawa- Bali," ungkapnya.

Made menjelaskan, perincian pemangkasan proyek 35.000 MW menjadi 19.763 MW adalah Jawa Barat sebesar 6.118 MW, Jawa Tengah 12.759 MW dan Jawa Timur-Bali 1.902 MW.

Pulau lain seperti, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua juga tetap menjadi prioritas perusahaan lisrik negara itu.  

Hanya saja, yang realistis bisa selesai pada tahun 2019 kemungkinan memang lebih banyak di Pulau Jawa.

"Jadi Jawa-Bali dan Sumatra ini nanti, neraca daya untuk  cadangan daya listrik atau reserve margin lebih dari 35%. Karena masuk dalam interkoneksi Jawa-Bali, dan Sumatera Jawa-Bali," klaimnya.

Dalam proyek 35.000 MW pulau lain yang masuk  RUPTL  di antaranya Kalimantan, dialokasikan sekitar 2.158 MW. dan Sumatra 9.642 MW.

Lalu Sulawesi dan Nusa Tenggara itu kurang lebih 3.623 MW. Sementara Papua itu hanya 500 MW.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini