TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Harga emas dunia yang anjlok turut menyeret harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Memang, mengutip www.logammulia.com, Jumat (25/11) pekan lalu, harga emas Antam naik Rp 1.000 per gram ke Rp 590.000 per gram.
Namun dalam sepekan, harganya terkoreksi 0,17% atau turun Rp 1.000 per gram.
Harga jual kembali atawa buyback emas Antam juga membaik di akhir pekan lalu, setelah naik Rp 2.000 jadi Rp 515.000 per gram ketimbang hari sebelumnya. Tapi raihan sepekan harganya anjlok hingga Rp 6.000 segram.
Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures, menyatakan, pengaruh harga emas spot masih membayangi harga logam mulia Antam.
Terlebih, pekan lalu harga emas spot kembali meluncur di bawah US$ 1.200 per ons troi.
Beruntung, nilai tukar rupiah kembali tertekan dan mencapai kisaran Rp 13.500 per dollar AS. Paling tidak, hal ini mengerem kejatuhan harga emas Antam setelah emas spot anjlok cukup dalam.
Sebetulnya, kejatuhan harga emas dimulai saat rilis notula rapat FOMC yang mempertegas rencana kenaikan suku bunga The Fed pada Desember 2016. “Makanya, orang lebih suka berburu dollar AS ketimbang emas” ungkap Deddy akhir pekan lalu.
Tren pelemahan harga emas batangan pun masih akan berlanjut hingga akhir tahun.
Selain sentimen kenaikan suku bunga The Fed, rencana kebijakan fiskal Presiden AS terpilih Donald Trump turut memperparah pergerakan emas. Emas pun tak lagi jadi incaran investor.
Deddy memproyeksikan, hingga akhir tahun harga emas batangan berada di rentang Rp 560.000–Rp 580.000 per gram.
Serupa, Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka, menduga, harga emas Antam akan tetap melemah lantaran tak ada sentimen positif yang bisa mendukung kenaikan harganya.
Tambah lagi, dalam sepekan ke depan harga emas spot berpotensi kembali terkikis di kisaran US$ 1.166,5 sampai US$ 1.222 per ons troi.
Tapi, harga buyback emas Antam yang juga terus tergerus masih relatif aman.
Walau sempat rebound, Deddy memperkirakan, sulit bagai emas Antam untuk kembali ke level harga jual kembali tertinggi di angka Rp 550.000 pe gram.