TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah dimulai pembangunannya pada 9 Juni 2016, jalan layang (overpass), Antapani saat ini telah memasuki tahap akhir setelah dilakukannya berbagai macam tes uji kelayakannya dan berdasarkan hasil tes.
"Jalan layang tersebut siap digunakan masyarakat," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Danis H Sumadilaga, Kamis (29/12/2016).
Danis mengatakan sekarang dilakukan ujicoba (Open Traffic) Jalan Layang Antapani selama 2 jam (06.00-08.00). Tujuannya untuk melihat pola pergerakan kendaraan dan perilaku pengemudi.
Danis menambahkan, dengan selesainya jalan layang tersebut, diharapkan akan dapat mengurangi kemacetan yang selama ini terjadi di persimpangan tersebut.
Pembangunan jalan layang Antapani terhitung cepat, hanya memerlukan waktu 6 bulan mulai dari perencanaan teknis hingga pelaksanaan konstruksi dengan menerapkan sistem pengadaan Rancang-Bangun (Design Build).
"Diharapkan hasil uji coba Litbang ini menjadi model pembangunan jalan layang di daerah lain," tambah Danis.
Danis menjelaskan, jalan layang tersebut merupakan uji coba teknologi Corrugated Mortar busa Pusjatan (CMP).
Hal itu merupakan teknologi hasil litbang Puslitbang Jalan dan Jembatan (Pusjatan) berupa kombinasi mortar-busa dengan Corrugated Steel Structure.
Rencananya, jalan layang dengan teknologi yang sama akan dibangun untuk mengurangi kemacetan akibat perlintasan sebidang kereta api di Kabupaten Brebes dan Tegal.
Diketahui bahwa pada musim mudik lebaran 2016, terjadi penumpukan kendaraan setelah pintu keluar tol Brebes Timur akibat perlintasan sebidang kereta api di kawasan tersebut.