TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persoalan naik turunnya harga pangan selalu menjadi perdebatan sengit, dari waktu ke waktu pemerintah sebagai pemangku kepentingan selalu berusaha menyelasikan masalah komoditas strategis seperti cabai.
Kerap kali faktor alam menjadi sengkarut masalah melonjaknya harga pangan, tak lain, masalahnya lagi-lagi curah hujan tinggi atau musim kemarau panjang.
Akibatnya, produksi menurun ditingkat petani, pasokan ke pasar menurun, dan kelangkaan barang hingga berdampak pada naiknya harga komoditas.
Selain faktor alam, rantai distribusi yang masih panjang juga dinilai berpotensi menjadi ladang permainan ambil untung yang berlebih dari berbagai pihak. Mulai dari pengepul, pengirim, hingga bandar di pasar.
Pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas mengatakan, lonjakan harga cabai di prediksi baru akan stabil pada akhir Februari hingga Maret mendatang. Hal itu disebabkan oleh sentra-sentra cabai di berbagai daerah akan mengalami musim panen cabai.
"Di beberapa sentra, Februari ini sudah mulai panen, tapi panen sekarang ini mulai cukup terganggu terutama oleh karena curah hujan, dan juga kerusakan akibat penyakit, jadi itu sebagai penyebab mengapa harga cabai sekarang belum bisa diturunkan pada saat ini," ujar Andreas saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (9/2/2017).
Dirinya menuturkan, persoalan lonjakan harga cabai saat ini memang faktor utamanya adalah faktor cuaca dan juga petani yang sedang menebus kerugian.
"Saya melihat ini faktor alam saja, dan sekarang ini petani dapat dibilang menebuslah, mereka ini rugi, dengan harga seperti sekarang ini bisa menutupi kerugian mereka, karena panen saat ini juga terganggu turun 40 persen sampai 60 persen, jadi kalau harga tinggi sekarang ini wajar-wajar saja," tuturnya.
Menurut Andreas, pemerintah tidak perlu melakukan intervensi yang berlebih, karena harga cabai di tingkat petani sudah tinggi.
"Pemerintah tidak usah terlalu intervensi, karena memang sekarang dilevel petani sudah tinggi," paparnya.
Hal itu terjadi karena pada saat ini para pedagang tengah bersaing mendapatkan pasokan cabai, bila pemerintah ikut turut bersaing mendapatkan pasokan, akan semakin membuat harga cabai semakin tinggi.
"Pedagang berebut barang (cabai) sekarang, kalau pedagang berebut barang dan pemerintah ikut-ikutan berebut barang malah kacau, sehingga memicu harga semakin tinggi," ungkapnya.
Alasan Petani
Salah satu koordinator Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) asal Magelang, Jawa Tengah, Tunov Mondro Atmojo mengakui, faktor cuaca dapat mempengaruhi produksi komoditas cabai rawit.